Kaligrafi Bakar, Karya Seni Islami yang Populer saat Ramadan

Bulan Ramadan tak hanya mendatangkan keberkahan bagi penjual takjil atau makanan berbuka, namun juga mengalir ke perajin lukis bakar dan kaligrafi. Tak ayal, jika perajin kaligrafi bakar kebanjiran pesanan selama bulan Ramadan, terutama kaligrafibernuansa Islami hingga tokoh ulama dan kiai.

Bertempat di teras rumahnya, di Desa Sumberwringin, Kecamatan Klakah, Lumajang, Muhammad Rizal melukis puluhan lembat triplek dengan kuas bakar miliknya. Mulai dari kaligrafibernuansa Islami hingga tokoh ulama dan kiai. 

Berbeda dengan pelukis atau perajin kaligrafi pada umumnya, Rizal memilih menggunakan teknik pirografiatau teknik melukis dengan membakar bagian depan kayu atau triplek, agar menghasilkan karya seni yang alami dan estetik.
 

Baca juga: Rutinitas Rasulullah SAW Selama Bulan Ramadan

Mulanya, Rizal membuat sketsa di papan kayu yang ia siapkan sebelumnya. Setelah sketsa kaligrafi selesai dibuat, ia kemudian membakarnya dengan alat pemanas elektrik. 

Kaligrafi bakar karya Rizal akhirnya banyak diminati, terutama saat memasuki pertengahan Ramadan. Kaligrafi bakar bernuansa Islami hingga gambar ulama dan kiai diburu pembeli, untuk dijadikan hiasan rumah menjelang Hari Raya Idulfitri. Bahkan, tidak sedikit warga yang membeli kaligrafi dan lukisan bakar milik Rizal untuk dijual kembali.

Harganya pun relatif terjangkau, untuk satu buah kaligrafi atau lukisan bakar, Rizal hanya membandrol harga dari Rp150 ribu hingga Rp500 ribu saja, tergantung besar dan tingkat kesulitannya.