Ekonom BRIN Ragu Stimulus Pemerintah Mampu Jaga Daya Beli Masyarakat

17 December 2024 10:01

Jakarta: Peneliti Ekonomi Makro dan Keuangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bahtiar Rifai tidak melihat program stimulus kebijakan ekonomi yang diluncurkan pemerintah sebagai sebuah solusi untuk menjaga daya beli masyarakat imbas kenaikan Pajak Penambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen. Terlebih stimulus tersebut mirip seperti insentif yang diterapkan saat Pandemi Covid-19.

"Stimulus yang diberikan ini tidak banyak berbeda dibandingkan dengan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada saat Pandemi Covid-19 maupun pasca Pandemi Covid-19," ujar Rifai, dalam program Metro Pagi Primetime Metro TV, Selasa, 17 Desember 2024.

Jika dilihat lebih dalam, khususnya untuk sektor usaha, nilai stimulus yang diberikan kali ini relatif lebih kecil. Sementara untuk dampak dari kenaikan PPN akan berantai dan saling terhubung antarsektor.
 

Baca: Pemerintah Luncurkan Program Stimulus Kebijakan Ekonomi, Jaga Daya Beli Masyarakat


Jika berkaca pada era Pandemi Covid-19, stimulus yang pernah diberikan ternyata tidak terlalu memberikan dampak yang besar menurut catatannya. Stimulus tersebut nyatanya tidak mampu menjaga daya beli masyarakat ketika terjadi ledakan harga komoditas.

"Akibat peningkatan permintaan dan keterbatasan suplai, ternyata kelas menengah tetap turun sebesar 8,5 persen," kata Rifai.

Stimulus Kendaraan Listrik Dinilai Kurang Tepat

Selain itu, dia juga menyoroti terkait stimulus untuk kendaraan listrik. Menurutnya, pemerintah harus mengkaji apakah pemberian stimulus ini sudah tepat. Sebab, rata-rata yang membeli kendaraan listrik justru masyarakat kelas atas.

"Jika dilihat kembali penjualan listrik rata-rata justru didominasi kalangan atas gitu ya. Dibandingkan dengan menengah ke Bawah," katanya.

Menurut pandangannya, kendaraan listrik menjadi sebuah tren yang rata-rata diikuti oleh masyarakat kelas atas. Sementara untuk kelas menengah masih mengutamakan efisiensi bahan bakar dengan memilih kendaraan berbahan bakar fosil.

"Artinya hal ini mengonfirmasi bahwa stimulus untuk kendaraan listrik dan hybrid ini akan kecil kemungkinannya membantu kelas menengah menghadapi dampak dari kenaikan PPN menjadi 12 persen," ucapnya.







Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)