Kasus bunuh diri satu keluarga yang diduga dipicu permasalahan pinjaman online (pinjol) terjadi di Kota Tangerang Selatan, Banten, dan di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Apa sebenarnya pemicu rawannya keinginan untuk mengakhiri hidup bersama seperti ini? Dan bagaimana cara mencegahnya?
Kasus bunuh diri akibat pinjol ini bukan yang pertama kali terjadi. Sepanjang tahun 2023, ada 25 orang yang bunuh diri karena pinjol. Psikolog forensik Reza Indragiri menegaskan dalam kasus ini, anak-anak tidak boleh dianggap ikut bunuh diri.
“Kalau kita bicara orang dewasa yang meninggal akibat bunuh diri karena pinjol itu masuk akal. Tapi kalau ada anak-anak kita tidak boleh membangun asumsi bahwa anak-anak bunuh diri. Kita tidak boleh melazimkan paham anak-anak memiliki keinginan dan memutuskan mengakhiri hidup,” kata Reza dalam Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Selasa 17 Desember 2024.
Reza mengatakan anak-anak diposisikan sebagai pihak yang dipaksa untuk kehilangan nyawa dalam kasus ini. Sehingga menurutnya anak-anak dikondisikan untuk meninggal dunia oleh pihak lainnya.
“Alih-alih menyebut satu keluarga bunuh diri, lebih tepat kita sebut ada pembunuhan dan bunuh diri dalam satu keluarga. Anak-anak itu diposisikan sebagai pihak yang dipaksa untuk kehilangan nyawa. Sehingga alih-alih bunuh diri, mereka adalah orang yang dikondisikan untuk meninggal dunia oleh pihak lainnya,” ucapnya.
Reza menyebut polisi harus mencatat bahwa anak dalam kasus tersebut meninggal dunia akibat perbuatan orang dekat atau orang tuanya sendiri.
“Ini harus kita pastikan agar catatan di kepolisian juga tepat. Kalau bunuh diri itu
no case bukan persoalan
pidana. Tapi kalau ada pembunuhan terhadap anak maka kepolisian harus mencatat bahwa anak-anak meninggal dunia akibat perbuatan orang dekat bahkan mungkin oleh orang tuanya sendiri,” tutur Reza.
“Sayangnya kita di Indonesia tidak mengenal proses persidangan atau pertanggungjawaban terhadap orang yang telah meninggal dunia atau
posthumous trial. Jadi sekali lagi bila ada anak meninggal bersama orang tuanya yang dewas boleh kita spekulasikan adanya bunuh diri. Tapi sang anak kita pastikan mereka adalah pihak yang sudah dihabisi,” ucap Reza.
Kematian
satu keluarga di Tangsel, Banten diduga akibat putus asa membayar utang pinjol senilai Rp15 juta. Depresi umumnya menjadi alasan orang-orang bunuh diri. Reza membeberkan bahwasanya depresi reaktif kerap mendasari alasan bunuh diri di Asia.
“Ada temuan menarik mengenai alasan orang-orang bunuh diri di kawasan Asia bahkan Asia Tenggara. Teori klasik mengatakan pasti diawali oleh depresi. Depresi membutuhkan waktu yang relatif panjang, menumpuk hingga kemudian orang memutuskan mengambil jalan yang salah yaitu mengakhiri hidupnya,” kata Reza.
“Alih-alih depresi, temuan itu mengatakan boleh jadi untuk kawasan Indonesia, yang lebih tepat adalah reactive depression. Depresi reaktif yang alih-alih berlangsung dalam proses yang panjang, reaksi seperti depresi ini muncul seketika disebabkan minimnya wawasan yang dimiliki orang untuk menemukan solusi-solusi yang lebih konstruktif,” tuturnya.
Reza menekankan depresi reaktif tidak hanya menonjol pada tekanan batin yang terjadi dalam waktu lama, tetapi juga disebabkan karena minimnya ilmu pengetahuan yang dimiliki seseorang sehingga sulit menemukan solusi hidup.
“Jadi persoalannya bukan hanya pada tekanan batin tetapi juga derajat ilmu pengetahuan yang tidak memadai. Boleh jadi pada peristiwa satu keluarga tewas mengenaskan memang ada tekanan batin. Tapi saya tidak membayangkan tekanan batin berlangsung bertahun-tahun, tetapi lebih dipicu oleh kurangnya wawasan terutama dari kepala keluarga untuk menemukan jalan keluar yang lebih solutif,” kata Reza.
Reza berharap negara bisa hadir dan memberikan solusi dalam isu ini. Sehingga masyarakat tahu kemana mereka harus pergi dan meminta pertolongan bila mengalami putus asa dan depresi akibat pinjol.
“Saya tidak mengatakan sepenuhnya salah kepala keluarga. Justru dalam isu semacam ini kita menunggu kapan negara akan hadir memberikan solusi hingga masyarakat tahu, punya pengetahuan, apabila dihadapkan masalah pelik seperti utang mereka harus pergi dan meminta pertolongan ke mana,” jelasnya.