Polisi menyebut tujuh jenazah di Kali Bekasi, Jawa Barat, adalah remaja yang hendak tawuran, kemudian melompat ke kali karena melihat kedatangan polisi. Ketujuhnya juga disebut sebagai bagian dari 60 remaja yang saat itu berkumpul hendak tawuran.
Kenyataan ini memunculkan pertanyaan situasi seperti apa yang dihadapi ketujuh remaja tersebut, hingga akhirnya mereka melompat ke kali.
Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya telah memeriksa anggota Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang bertugas saat kejadian. Pemeriksaan itu untuk mengetahui apakah ada pelanggaran etik atau tidak saat penanganan tawuran.
Selain memeriksa sembilan polisi, penyidik Polda Metro Jaya juga akan melakukan pemeriksaan digital forensik terhadap rekaman CCTV dan telepon seluler milik korban.
"Beberapa handphone saat ini sedang dilakukan pemeriksaan secara laboratoris oleh tim digital forensik," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Ary Syam Indradi.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Ade Ary Syam Indradi mengatakan pihaknya akan melibatkan tim digital forensik untuk memiksa rekaman CCTV dan ponsel korban. Pemeriksaan ini untuk mengetahui secara utuh peristiwa di balik tewasnya ketujuh korban dan mengungkap penyebab ketujuhnya melompat ke Kali Bekasi.
"Jadi penyelidikan penemuan jenazah, penyidikan kasus penemuan sajam itu dilakukan secara saintifik, ya, berbasis ilmiah. Melibatkan para ahli, kolaborasi interprofesi, agar mendapatkan peristiwa yang utuh akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan," jelasnya.
Salah satu kerabat korban menuturkan, sebelum adanya temuan jenazah di Kali Bekasi, salah satu korban, MR, meminta izin menghadiri undangan seorang temannya pada Jumat malam, ditanya mau ke mana ter dia sempat
“Ditanya mau ke mana?, dia sempat jawab ‘mau kondangan Ngkong’. Jadi malam Sabtu itu terakhir dia pamitan. Pukul 22.00 WIB dia sudah pergi dengan teman-temannya,” ungkap kerabat korban, Melia Lestari.
Tujuh jenazah remaja ditemukan mengapung di Kali Bekasi, Jawa Barat, pada 22 September lalu. Ketujuh jenazah berjenis kelamin laki-laki itu tengah diautopsi di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk mengetahui waktu dan penyebab kematian.
Dalam kasus ini, polisi menyita barang bukti dari lokasi berupa 30 unit sepeda motor, 21 bilah senjata tajam yang diduga untuk tawuran dan 8 buah telepon seluler.