Potret Pesimisme Anak Muda RI Bukan Tanpa Alasan

7 March 2025 14:25

Potret pesimisme anak muda Indonesia bukan tanpa alasan. Hal ini merupakan akumulasi dari sekelumit masalah yang dihadapi negara dalam beberapa waktu terakhir. Lini massa media sosial ramai dipenuhi tanda pagar atau tagar Kabur Aja Dulu, Indonesia Gelap hingga yang terbaru adalah Nyesel Gabung Republik. 

Tagar Kabur Aja Dulu muncul sebagai bentuk kekecewaan masyarakat Indonesia melihat kondisi sosial dan ekonomi di dalam negeri. Tagar Kabur Aja Dulu disertai dengan ajakan untuk para anak muda menempuh pendidikan, bekerja, hingga sekedar tinggal di luar negeri.

Kabur Aja Dulu dikaitkan dengan sistem pendidikan di Indonesia yang mahal, minimnya ketersediaan lapangan kerja, dan upah buruh atau pekerja yang rendah. Selain tagar Kabur Aja Dulu, tagar Indonesia Gelap juga sempat memuncaki trending media sosial di Indonesia. 

Pada pertengahan Februari 2025, Indonesia Gelap memuncaki trending pertama di media sosial X. Hal ini bersamaan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) yang dipusatkan di Istana Negara. 

Tagar tersebut muncul ketika Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberlakukan kebijakan pelarangan penjualan elpiji 3 kg di tingkat pengecer mulai berlaku pada 1 Februari 2025. Kebijakan ini bertujuan merapikan subsidi agar lebih tepat sasaran. Namun, dalam eksekusinya memunculkan gejolak di masyarakat hingga kesulitan mendapatkan gas elpiji.
 

Baca juga: Survei Sebut Tingkat Pesimisme Anak Muda Indonesia Tertinggi di ASEAN

Di kesempatan yang lain, Presiden Prabowo Subianto menyebutkan masa depan Indonesia akan cerah, khususnya di bidang ekonomi. "Yang melihat Indonesia gelap itu siapa?" ujar Prabowo dalam pidatonya di Kongres VI Partai Demokrat di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2025.

Terbaru, ramai di media sosial soal unggahan kontroversial dari KGPAA Hamangkunegoro, putra mahkota Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo. Dalam Instagram Story @kgpaa.hamengkunogoro, ia menuliskan kalimat Nyesel Gabung Republik atau menyesal bergabung ke republik, baru-baru ini.

Tak hanya itu, KGPAA Hamangkunegoro juga mengunggah sebuah kalimat sindiran di sosial media serupa, yakni Percuma Republik Kalau Cuma untuk Membohongi. Pihak Keraton Surakarta melalui Pengageng Sasana Wilapa Keraton Surakarta Hadiningrat, KPA H Dany Nur Adiningrat buka suara tentang unggahan tersebut.

"Ekspresi kekecewaan saya tersebut saya tuangkan dalam unggahan di akun Instagram pribadi saya yang salah satunya memuat pernyataan mengenai penyesalan bergabung dengan republik. Pernyataan tersebut bukanlah cerminan dari hilangnya semangat nasionalisme, patriotisme atau jiwa bela negara dalam diri saya. Melainkan suatu bentuk kritik dan sindiran terhadap para penyelenggara negara pada saat ini," katanya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)