Pernyataan Prabowo Bisa Ditafsirkan Ingin Ubah Demokrasi

7 March 2024 16:59

Jakarta: Keluhan Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto soal demokrasi yang mahal bisa salah tafsir oleh publik. Dengan latar belakang militer, publik menganggap Prabowo ingin mengubah sistem demokrasi.

"Kalau itu (keluhan demokrasi yang mahal) datang dari tokoh sipil, saya kira tafsirnya biasa-biasa saja. Tapi datang dari seseorang yang latar belakangnya militer dan memperkenalkan sistem pendekatan politik komando di partai Gerindra," ujar Kritikus Politik Faisal Assegaf, Kamis, 7 Maret 2024.

Faizal mempertanyakan maksud Prabowo menyampaikan keluhan itu. Terutama momennya setelah mendapatkan penghormatan bintang empat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Faizal khawatir pernyataan Prabowo akan memompa suatu semangat untuk kembali ke era otoriter orde baru. 

"Itu semua memberikan akumulasi tafsir yang sensitif," ujar Faizal.
 

Baca: Keluhan Prabowo soal Demokrasi Bisa Menjadi Masalah Serius

Sebelumnya, Prabowo mengatakan sistem demokrasi di Indonesia sangat melelahkan, berantakan, dan mahal. Namun, masih ada ruang untuk perbaikan. 

"Izinkan saya bersaksi bahwa demokrasi sungguh sangat melelahkan. Demokrasi itu sangat-sangat berantakan, demokrasi itu sangat-sangat mahal," kata Prabowo, saat memberikan sambutan pada Mandiri Investment Forum 2024.

Menteri Pertahanan (Menhan) itu mengaku belum puas dengan pelaksanaan demokrasi di Tanah Air. Dia menilai perlu ada perbaikan demokrasi ke depan. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)