Seorang siswi kelas 2 SMP Negeri 4 Surabaya, Padizha Nikeisyandria, berhasil mengubah sampah menjadi sumber penghasilan. Melalui budidaya maggot yang diolah menjadi pakan ternak, ia mampu mengurangi sampah organik hingga 600 kilogram dalam sehari dan meraup keuntungan hingga Rp5 juta per bulan.
Padizha membudidayakan maggot atau larva dari serangga Black Soldier Fly (BSF) di rumahnya, kawasan Jalan Pandegiling, Surabaya. Inisiatif ini berawal dari rasa keprihatinannya terhadap tumpukan sampah di lingkungan sekitar.
Sejak menekuni budidaya ini pada Juni 2025, Padizha memanfaatkan sampah organik seperti sisa makanan dari sejumlah hotel dan sampah sayuran dari pasar sebagai pakan maggot.
Inovasi Pakan Ternak dan Pupuk Organik
Maggot yang siap panen kemudian diolah menjadi tepung maggot dan maggot kering. Olahan ini digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak ayam petelur, ayam pedaging, serta ikan lele yang dipelihara di rumahnya. Selain itu, limbah maggot yang tidak terurai atau Kasgot (bekas maggot) dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman.
"Maggot ini saya gunakan menjadi alternatif pakan ternak karena harga dari pur (pakan pabrikan) lumayan mahal. Jadi saya kombinasi menggunakan produk yang saya inovasikan. Lalu dari Kasgot-nya saya gunakan untuk pupuk organik tanaman," jelas Padizha.
"Per bulannya saya bisa menghasilkan penjualan Rp5 juta dari ayam, lele, dan juga telur," tambahnya.
Upaya Padizha untuk melestarikan lingkungan ini mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya. Langkah ini dinilai efektif mengurangi tonase sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Jika budidaya maggot dilakukan oleh tiap rumah tangga di perkotaan seperti Surabaya, volume sampah kota dapat berkurang secara signifikan.