Pening Mencari Pendamping
N/A • 7 May 2023 20:30
Mencari bebet bobot yang sempurna membuat proses penetuan bacawapres berjalan lama. Menjadi mitra koalisi bukan jaminan tiket bacawapres bakal dikantongi. Sosok pendamping tak cukup hanya berfungsi seperti doping. Selain mampu mendongkrak perolehan suara, seorang bacawapres juga mampu mengamankan dukungan politik.
"Prabowo ini sudah berapa kali kalah, masih mau maju lagi. Saya dididik tidak pernah menyerah," ujar Prabowo.
Itulah curahan hati terdalam seorang Prabowo Subianto. Ketua Umum sekaligus bacapres Partai Gerindra yang sudah kawakan dalam kompetisi menuju Istana. Namun, pengamat politik Ray Rangkuti menilai sikap Prabowo ke depan dapat berubah sesuai dinamika dan negosiasi.
Prabowo boleh saja enggan menjadi orang nomor dua. Walau posisi wapres kerap dianggap hanya ban serep, namun diyakini menjadi penentu kemenangan dalam Pilpres 2024. Pasalnya, tiga bacapres yang ada, elektabilitasnya terpaut tipis saja.
Kini bacapres butuh pendamping yang mampu berfungsi seperti doping. Apalagi sejumlah nama bacawapres yang muncul dalam bursa, sudah populer di kalangan warga. Dalam survei Poltracking misalnya, elektabilitas Erick Thohir berada di puncak disusul Sandiaga Uno dan Ridwan Kamil.
Sebaliknya, menurut Survey LSI, elektabilitas Ridwan Kamil yang tertinggi disusul Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Terlepas dari angka elektabilitas, pengamat politik menilai modal elektoral juga menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan cawapres. Mencari bibit bebet bobot yang sempurna, membuat proses pencarian cawapres berjalan lama.
Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya misalnya, yang dibentuk sejak Agustus 2022. Hingga kini KKIR belum juga deklarasi siapa yang jadi bacapres dan bacawapresnya. Padahal dengan hanya dua peserta, penentuan pasangan semestinya sangat sederhana.
Begitu pula dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). Dideklarasikan sejak Maret 2023, KPP telah sepakat mengusung Anies Baswedan sebagai bacapres. Namun, KPP masih berkutat soal kriteria pendamping Anies dan belum mengerucut pada satu nama.
Senada, kubu pengusung Ganjar juga enggan terburu-buru memilih bacawapres. Padahal menurut Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, mereka yang ingin bersanding dengan Ganjar sudah mengantre.
Sementara, Koalisi Indonesia Bangkit (KIB) tampaknya hanya tinggal kenangan. Sebab, tiga parpol pesertanya tak lagi satu haluan. Menyusul PPP yang merapat ke PDIP, Golkar juga makin mendekat dengan PKB.
Spekulasi memposisikan Prabowo sebagai orang nomor dua, mewarnai pertemuan politik di Istana. Sebelumnya, enam ketum parpol pendukung pemerintah dipanggil Presiden Jokowi. Nama Prabowo memang mengemuka untuk dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.
Menurut elite PPP Romahurmuziy, upaya perjodohan Prabowo dan Ganjar Pranowo menjadi topik utama diskusi. Namun, usai pertemuan, semua peserta kompak membantah soal itu dibicarakan.
Presiden Jokowi sejak lama memberi sinyal dukungan para Prabowo serta Ganjar Pranowo. Jokowi bahkan mengundang keduanya di momen panen raya, untuk memberi kesempatan tampil bersama. Deklarasi pencapresan Ganjar membuat kalkulasi buyar. Prabowo pun tampaknya tak rela bila terdegradasi ke posisi nomor dua.
(Firny Firlandini Budi)