Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi Dewan Masjid Indonesia (DMI) Arsjad Rasyid menyebut masjid memiliki peran strategis dalam membangun ekonomi umat dan memperkuat fondasi kemanusiaan. Dengan jumlah masjid Indonesia mencapai 800 ribu unit, potensi masjid sangat besar untuk membangun ekosistem ekonomi yang adil dan inklusif.
Arsjad Rasyid menyatakan masjid harus dipandang bukan hanya sebagai tempat ibadah, tapi juga sebagai pusat pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat. Hal itu disampaikannya dalam acara Community of Sant'Egidio International Peace Forum di Roma yang dihadiri oleh 10 ribu peserta dari seluruh dunia, termasuk Paus Leo XIV dan Presiden Italia.
Bagi Arsjad Rasyid, masjid bukan hanya tempat berdoa, tetapi juga sebagai rumah produktivitas, tempat di mana iman diterjemahkan menjadi karya dan kesejahteraan. Ia menambahkan, DMI sedang mengembangkan rumah wirausaha masjid untuk menjadikan masjid sebagai pusat pelatihan kewirausahaan, keterampilan digital, dan penguatan
UMKM terutama bagi generasi muda.
Bagi DMI, besarnya jumlah masjid yang tersebar di seluruh Indonesia, yakni mencapai 800 ribu unit memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Salah satunya pembangunan ekosistem ekonomi yang adil dan inklusif.
Hal itu sejalan dengan nilai
Bhinneka Tunggal Ika dan ekonomi Pancasila. Melalui pembangunan ekonomi umat, Arsjad yakin bisa menciptakan kesejahteraan yang berakar dari nilai iman dan kebersamaan.