Jakarta: Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding, menyampaikan apresiasi atas langkah-langkah nyata dalam meningkatkan kualitas penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal ini disampaikan saat menghadiri pelantikan Dewan Pengurus Pusat dan Dewan Pertimbangan Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI).
Menurut Abdul Kadir, penempatan PMI di sektor domestik merupakan pijakan penting untuk mengembangkan karir pekerja migran ke jenjang yang lebih tinggi. Upaya tersebut dilakukan melalui capacity building, sertifikasi, serta transformasi dari tenaga kerja unskill menjadi tenaga kerja skill.
"Sekarang ini 27.000. Dari semua skema P2P dan G2G dan seterusnya, tapi ke depan kita target 425.000. Nanti remitansinya sekitar Rp300 miliar lebih dan pertumbuhan ekonomi yang bisa di-up setara dengan 0,56. 0,56 pertumbuhan ekonomi, jadi makanya kita harus perbaik ekosistem pelatihannya, pelayanannya, kemudian juga perlindungannya dan pemberdayaannya kita perbaiki," ujar Abdul Kadir dikutip dari
Headline News Metro TV pada Kamis, 9 Januari 2025.
Sementara itu, Ketua Umum APJATI, Said Saleh Alwaini, menegaskan pihaknya berkomitmen untuk memenuhi 70?ri target pemerintah dalam penempatan PMI dalam satu tahun ke depan.
"Kami mendengar adanya anggaran khusus dari pemerintah untuk pelatihan, sertifikasi, dan penempatan PMI. Hal ini kami sambut baik karena pembiayaan selalu menjadi kendala utama dalam menempatkan tenaga kerja skill dan profesional. Dengan adanya dukungan anggaran ini, saya optimis semua rencana Presiden untuk meningkatkan penempatan tenaga kerja
skill dapat dengan mudah terwujud," ungkap Said Saleh Alwaini.
(Tamara Sanny)