Beijing: Tiongkok mengambil langkah untuk membatasi perusahaan lokal agar tidak berinvestasi di Amerika Serikat (AS). Langkah ini bisa memberikan Beijing lebih banyak pengaruh dalam potensi negosiasi perdagangan dengan pemerintahan Donald Trump.
Beberapa cabang dari Lembaga Perencanaan Ekonomi Utama Tiongkok, yaitu Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC), telah diberi instruksi untuk menunda pendaftaran dan persetujuan bagi perusahaan yang berniat berinvestasi di AS dalam beberapa pekan terakhir.
Meskipun Tiongkok sebelumnya telah memberlakukan pembatasan pada beberapa investasi luar negeri terkait dengan kekhawatiran tentang keamanan nasional dan aliran modal keluar.
Langkah baru ini menegaskan ketegangan yang sedang terjadi antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut. Seiring dengan peningkatan tarif yang dilakukan oleh Donald Trump.
Seperti diketahui, Presiden
AS Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik yang akan mulai berlaku besok sebagai respons terhadap defisit perdagangan yang dianggapnya sebagai keadaan darurat nasional. Trump menegaskan bahwa defisit bukan lagi sekadar masalah ekonomi, tetapi ancaman besar bagi keamanan dan cara hidup masyarakat AS.
Dalam pidatonya, Trump menyoroti Tiongkok sebagai negara dengan hambatan perdagangan dan manipulasi mata uang yang tinggi. Dia mengklaim bahwa Tiongkok mengenakan tarif dan hambatan nonmoneter terhadap AS dengan total 67 persen. Oleh karena itu, AS akan membalas dengan tarif timbal balik sebesar 34 persen.
"Tiongkok mengenakan tarif 67 persen pada kita, dan kita akan membalas dengan tarif timbal balik yang lebih rendah, sekitar 34 persen. Kita bahkan masih lebih baik kepada mereka," ujar Trump.