Summarecon Sebut Intervensi Pemerintah Picu Perkembangan Industri Properti

President Director PT Summarecon Agung Tbk. Adrianto Pitojo Adi menyebut intervensi pemerintah pada sektor properti akan memicu perkembangan industri properti. Hal ini juga berdampak pada perputaran ekonomi nasional.

Dalam Indonesia Property Forum 2025, Adrianto mengatakan industri properti punya peran sangat penting pada ekonomi negara. Industri ini mampu menyerap tenaga kerja hingga 14 juta orang per tahun sekaligus membuat para pekerja mendapat penghasilan yang total agregatnya mencapai Rp1,1 triliun per tahun. 

Selain itu, sektor ini juga turut menyumbang 16,5% terhadap total Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan berkontribusi pada penerimaan pajak hingga mencapai Rp75 triliun yang masuk dalam kas pemerintah pusat. 

Adrianto menyebut kondisi ini didorong salah satunya dengan tingkat suku bunga KPR yang cukup baik terutama dalam 1 hingga 2 tahun lalu. Tingkat suku bunga KPR pun diharapkan bisa terus stabil seiring dengan penurunan tingkat suka suku bunga BI-Rate.

"Dengan kondisi BI-Rate sekarang di posisi 4,75 kami harapkan bunga KPR tetap stabil. Ini bisa mendorong bertumbuhnya penjualan di sektor properti," kata Adrianto, dikutip dari tayangan Zona Bisnis, Metro TV, Jumat, 26 September 2025. 
 

Baca juga: Indonesia Property Forum 2025 Genjot Pertumbuhan Industri Properti

Meski saat ini kondisi ekonomi sedang lesu, namun intervensi pemerintah dalam hal memperpanjang insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) memiliki efek yang besar pada konsumen properti di Indonesia. Hal tersebut meringankan biaya yang harusnya dikeluarkan oleh konsumen dan meningkatkan minat untuk kembali berbelanja di sektor properti.

Adianto berharap intervensi pemerintah bisa tetap dijaga. Tujuannya agar perkembangan industri properti nasional bisa terus dijaga. 

"Saat ini pemerintah sudah cukup respon dengan diperpanjangnya PPN DTP dan itu salah satunya adalah meningkatkan daya beli karena diberikan free PPN," ujarnya.