Apa Itu BI Rate? Ini Dampaknya Jika BI Rate Turun

Ilustrasi Bank Indonesia. MI/Susanto

Apa Itu BI Rate? Ini Dampaknya Jika BI Rate Turun

Putri Purnama Sari • 22 May 2025 16:59

Jakarta: Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate turun sebesar 25 basis poin (bps) menjadi pada level 5,5 persen. Penurunan tersebut diputuskan BI melalui Rapat Dewan Gubernur (EDG) Bulan Mei 2025 yang diselenggarakan pada Selasa hingga Rabu, 20-21 Mei 2025.

Dalam dunia ekonomi dan keuangan, istilah BI Rate sering muncul, terutama saat membahas suku bunga, inflasi, atau pinjaman bank. 

Dilansir dari laman resmi Bank Indonesia, BI Rate dapat memengaruhi suku bunga acuan pada lembaga perbankan. Ketika Suku bunga acuan, suku bunga deposito dan kredit di lembaga perbankan juga cenderung naik. Sebaliknya, jika BI Rate turun, suku bunga deposito dan kredit akan cenderung turun. 

Tapi apa sebenarnya BI Rate itu? Dan kenapa kita perlu peduli kalau angkanya naik atau turun? Berikut informasinya.

Apa Itu BI Rate?

BI Rate adalah singkatan dari Bank Indonesia Rate, yaitu suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (BI). Sederhananya, ini adalah bunga “patokan” yang jadi dasar bagi bank-bank lain di Indonesia untuk menentukan suku bunga kredit (pinjaman) dan simpanan (tabungan/deposito).

Saat Bank Indonesia mengumumkan BI rate naik, lembaga perbankan diharapkan juga akan menaikan suku bunga perbankan, begitu pula seb?aliknya. Tapi, naik turunnya suku bunga akan diikuti oleh suku bunga perbankan secara bertahap karena transmisinya membutuhkan waktu. 
 
Baca juga: BI Pangkas Proyeksi Kredit 2025 Jadi 8-11%

Kenapa BI Rate Penting?

BI Rate digunakan sebagai alat pengendali ekonomi. Bank Indonesia akan menyesuaikan suku bunga ini tergantung pada kondisi ekonomi. Misalnya:
  • Saat ekonomi lesu, BI bisa menurunkan BI Rate untuk mendorong konsumsi dan investasi.
  • Saat inflasi tinggi, BI bisa menaikkan BI Rate untuk menahan laju harga barang.

Dampak Jika BI Rate Turun

Penurunan BI Rate bisa berdampak luas ke berbagai sektor, baik untuk masyarakat umum, pelaku usaha, maupun investor. Ini beberapa dampak utamanya:

1. Bunga Kredit Turun
Bank-bank biasanya akan menyesuaikan bunga pinjaman. Artinya:
  • KPR (Kredit Pemilikan Rumah) bisa lebih ringan.
  • Kredit usaha jadi lebih murah.
Ini mendorong masyarakat dan pelaku usaha untuk lebih aktif meminjam dan berinvestasi.

2. Konsumsi dan Investasi Meningkat
Dengan bunga pinjaman yang rendah:
  • Masyarakat lebih berani belanja barang-barang besar seperti rumah atau kendaraan.
  • Dunia usaha juga lebih mudah mengembangkan bisnis karena biaya pinjaman lebih ringan.
 
Baca juga: Alasan Pangkas Suku Bunga Acuan, BI: Inflasi Terjaga dan Rupiah Stabil

3. Tabungan Kurang Menguntungkan
Bunga tabungan dan deposito cenderung ikut turun, sehingga:
  • Hasil dari menabung jadi lebih kecil.
  • Masyarakat bisa mulai mencari alternatif investasi lain seperti reksa dana, saham, atau emas.
4. Nilai Tukar Rupiah Bisa Tertekan
Penurunan suku bunga bisa membuat investor asing menarik dana mereka ke negara lain yang menawarkan bunga lebih tinggi. Dampaknya:
  • Permintaan terhadap rupiah menurun.
  • Nilai tukar rupiah bisa melemah, meski Bank Indonesia bisa melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas.

Kapan BI Rate Diturunkan?

BI biasanya menurunkan suku bunga ketika:
  • Inflasi rendah atau terkendali.
  • Pertumbuhan ekonomi melambat.
  • Rupiah dalam kondisi relatif stabil.
Dengan menurunkan suku bunga, BI berharap ekonomi bisa tumbuh lebih cepat.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)