Negosiasi Mandek, Trump Gengsi Hubungi Xi Jinping?

18 April 2025 22:06

Di tengah upaya penguatan aliansi dagang antara Kamboja dan Tiongkok, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menunjukkan sikap enggan berbicara langsung dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Ketika ditanya apakah ia telah melakukan komunikasi, Trump memilih mengelak.  

“Saya tidak ingin membahas itu. Menurut saya, sudah cukup jelas. Tapi kita akan lihat nanti,” kata Trump seperti dikutip dari Metro Hari Ini Metro TV, Jumat, 18 April 2025.
 

BACA : Indonesia Lirik Pasar Ekspor Baru Selain AS

Ia menegaskan bahwa kesepakatan dagang dengan Tiongkok bisa saja tercapai. Namun jika tidak, menurutnya itu bukan masalah besar 

"itu bukan masalah besar," ujar Trump.

Sementara itu, Tiongkok terus memperluas pengaruh ekonominya di Asia Tenggara. Dalam lawatannya ke Kamboja, Xi Jinping menandatangani 37 dokumen kerja sama dengan pemerintah setempat. Kesepakatan itu mencakup bidang pendidikan, teknologi informasi, pertahanan, hingga pariwisata, dengan tujuan memperkuat ketahanan ekonomi regional dari tekanan global, termasuk tarif tinggi dari Amerika.

Kamboja sendiri menyebut Tiongkok sebagai mitra utamanya, mengingat Negeri Tirai Bambu menyumbang sekitar 30 persen dari volume perdagangannya serta berperan besar dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur dan pertahanan.

Di tengah ketidakpastian global, langkah agresif Tiongkok memperkuat jaringan ekonominya kontras dengan pendekatan Trump yang cenderung menjaga jarak dalam diplomasi dagang.
 
BACA : Gegara Kebijakan Tarif AS, Ekonomi Dunia Bisa Melambat

Sebelumnya, ketegangan tarif antara AS dan Tiongkok telah berlangsung cukup lama. Saat mulai menjabat pada Januari, Trump menetapkan tarif sebesar 20 persen terhadap produk asal Tiongkok. Kebijakan itu kemudian diperketat dengan peningkatan tarif menjadi 34 persen pada Rabu, 3 April 2025, bersamaan dengan pemberlakuan tarif baru terhadap puluhan negara lain.

Menanggapi hal tersebut, Tiongkok memilih untuk membalas dengan memberlakukan tarif serupa sebesar 34 persen terhadap barang dari AS, alih-alih menempuh jalur diplomasi seperti yang dipilih banyak negara lain. Sebagai balasan, Trump kembali menaikkan tarif terhadap Tiongkok hingga mencapai 50 persen, yang kemudian dibalas oleh Tiongkok dengan menaikkan tarif menjadi 84 persen .

Situasi pun semakin memanas. Meskipun Trump menunda pemberlakuan tarif tambahan kepada sejumlah negara selama 90 hari sejak Rabu, 8 April 2025, namun pengecualian diberikan kepada Tiongkok. 

Sebagai tanggapan, pemerintah Tiongkok meningkatkan tarif terhadap AS hingga 125 persen. Tak tinggal diam, Trump membalas langkah tersebut dengan menaikkan tarif terhadap Tiongkok menjadi 245 persen baru-baru ini.

(Zein Zahiratul Fauziyyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com