17 April 2024 14:27
Sebanyak 22,4% mahasiswa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) terdeteksi mengalami gejala depresi. Sekitar 3% di antaranya bahkan mengaku merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apapun.
Hal ini disebutkan pada data Kementerian Kesehatan berdasarkan hasil penapisan atau skrining kesehatan jiwa program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di 28 rumah sakit vertikal pada 21, 22 dan 24 Maret 2024.
Dari hasil skrining ini ditemukan sebanyak 22,4% PPDS mengalami gejala depresi. Dari jumlah itu, sebanyak 0,6% di antaranya mengalami gejala depresi berat, 1,5?ngan depresi sedang hingga berat, 4?presi sedang dan 16,3?ngan gejala depresi ringan.
Dalam skrining bahkan ditemukan selama 2 minggu terakhir sebanyak 3,3% PPDS atau 399 PPDS merasa lebih baik mengakhiri hidup atau ingin melukai diri sendiri dengan cara apapun. Sebanyak 2,7% merasakannya dalam beberapa hari, 0,4% merasakannya lebih dari separuh waktu dan 0,2% di antaranya merasakan hampir setiap hari.
Berdasarkan asal rumah sakitnya, terbanyak dari RSUPN Dr Cipto Mangun Kusumo yakni 22,6?ri total PPDS yang bergejala depresi atau 614 orang. Kedua dari RSUP Dr Hasan Sadikin yakni 12,9% atau 350 orang. Ketiga RSUP Dr Sardjito sebesar 12% atau 326 orang. Keempat dan kelima diisi oleh RSUP Prof Dr IGNG Ngoerah dan RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo.
Beragam tantangan harus dihadapi calon dokter spesialis, terutama saat menjalani program pendidikan. Bahkan tak jarang ada yang sampai keluar dan tak ingin lagi menjadi residen lantaran menjadi korban perundungan.
Baca Juga: Sempat Ditolak, Bayi Prematur di RSBA Purwakarta Meninggal |