Sirekap Bikin Gaduh Pemilu 2024

17 February 2024 23:22

Perbedaan suara tiga calon presiden dan calon wakil presiden antara tabulasi di website dan hitungan manual atau formulir C1 Plano yang diunggah di aplikasi Sirekap KPU RI terlihat pada penghitungan suara di tempat pemungutan suara (TPS) 054 di Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.

Dalam web KPU, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendapat jumlah suara yang sangat tinggi yakni 748. Jumlah itu berbeda dengan yang terdokumentasi di form C1 Plano yakni 74 suara. Namun setelah dicek Kamis pagi, 15 Februari 2024, data tersebut sudah berubah dan sesuai dengan yang terdokumentasi di C1 Plano.

Menurut Bagus Suryo Nugroho, warga Kelurahan Jati Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur, perbedaan suara tiga capres dan cawapres di aplikasi Sirekap antara web dan formulir C1 Plano tidak hanya terjadi di wilayahnya saja. Ia mendapat informasi perbedaan itu juga muncul di banyak daerah lainnya.

Temuan perbedaan lainnya antara website dan hitungan manual juga ditemukan di TPS 04 Sampang, Jawa Timur. Di web KPU, Anies-Muhaimin sama sekali tidak mendapat suara, sementara di hitungan manual mereka memperoleh 153 suara. 

Di sisi lain di web KPU, Prabowo-Gibran mendapat 536 suara, padahal di hitungan manual paslon 02 hanya memperoleh 82 suara. Perbedaan hasil juga dialami oleh Ganjar-Mahfud. Di web KPU, paslon 03 Ini mendapat 50 suara sedangkan di hitungan manual mereka memperoleh 13 suara.

Akibatnya keandalan Sirekap menimbulkan keraguan publik termasuk pakar dan pemerhati pemilu. Mereka menilai aplikasi Sirekap berpeluang membuka celah kecurangan salah satunya berupa penggelembungan suara.
 

Baca Juga: Permintaan Maaf Ketua KPU Tak Cukup Perbaiki Sistem

Selain keandalan sistem Sirekap, risiko kecurangan pemilu juga ada pada keamanan Sirekap. Pasalnya bukan tidak mungkin ada pihak-pihak tertentu yang menyedot data secara sistematis dari aplikasi tersebut sehingga menimbulkan kekacauan pada real count KPU RI berupa tabulasi nasional. Tabulasi itu untuk menyaingi hitung cepat oleh lembaga survei yang masih terhambat dengan perangkat lunak dan keras dari mesin pemindai yang dipasang di kecamatan.

Sejauh ini, KPU RI mengakui ada perbedaan hasil konversi Sirekap dengan formulir hitung manual atau C1 Plano yang diunggah di 2.325 TPS seluruh Indonesia. Namun ketua KPU, Hasyim Asy'ari menyatakan perbedaan konversi hanya sedikit yakni sekitar 0,64% atau di bawah 1% saja. 

Hasyim pun berjanji tetap akan mengoreksi perbedaan konversi tersebut dan menegaskan bahwa KPU tidak berniat untuk memanipulasi maupun mengubah suara Pemilu 2024.

Penghitungan suara Pilpres menjadi tahap pertempuran berikutnya usai pencoblosan. Mencermati penghitungan suara menjadi hal yang sangat penting karena kesalahan atau kecerobohan dalam penghitungan suara hasil pemilu 2024, bisa berakibat fatal.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)