8 February 2024 19:57
Kontroversi perilaku politik Presiden Joko Widodo yang menggemparkan publik menimbulkan penolakan dan perlawanan yang kian masif khususnya di kalangan civitas akademik di beberapa kampus di Tanah Air. Sejak munculnya Petisi Bulaksumur dari guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM), kritikan pedas dari kampus-kampus di penjuru Indonesia terus mengalir.
Kini puluhan guru besar dan mahasiswa dari Universitas Diponegoro Semarang menyatakan Indonesia dalam darurat demokrasi. Pembacaan petisi bertajuk 'Indonesia dalam Darurat Demokrasi' berhubungan dengan keputusan Mahkamah Konstitusi terkait pelanggaran etika dalam kehidupan berdemokrasi.
"Kami mendesak Pemerintah dan mengimbau seluruh bangsa Indonesia untuk kembali menjunjung tinggi etika dan moral dalam berdemokrasi, guna menyelamatkan kehidupan berbangsa dan bernegara dari potensi kerusakan yang lebih parah, sekaligus meningkatkan mutu demi kemajuan bangsa ungkap Guru Besar Universitas Diponegoro, M Nur dalam deklarasinya.
Di Madura, Jawa Timur, civitas akademika Universitas Trunojoyo mendesak Presiden bersikap netral di Pilpres 2024 dan tidak menyalahgunakan wewenang untuk mendukung salah satu paslon.
Ironisnya di balik makin masifnya petisi dan kritik dari perguruan tinggi kepada pemerintahan Joko Widodo, justru muncul dugaan intimidasi yang dialami oleh sejumlah guru besar dan akademisi. Seperti yang dialami oleh Rektor Universitas Katolik Soegijapranata, Fernandus Hindarto.
Baca juga: Editorial Media Indonesia: Penguasa Pembuat Gaduh |