Pemerintah terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pendidikan. Terutama bagi masyarakat kurang mampu. Salah satunya lewat program Sekolah Rakyat yang kini tengah dipersiapkan.
Sebanyak 53 sekolah rakyat ditargetkan rampung dan siap diresmikan dalam waktu tiga bulan ke depan. Presiden Prabowo Subianto disebut telah memberikan arahan langsung agar pembangunan sekolah-sekolah ini dapat dipercepat.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah
Abdul Mu’ti dalam kunjungan kerjanya ke SMK Muhammadiyah Sumedang, Jawa Barat, menyampaikan bahwa kementeriannya kini tengah fokus menyusun kurikulum khusus bagi sekolah rakyat ini. Kurikulum tersebut akan disesuaikan dengan kondisi siswa dan menerapkan sistem yang lebih fleksibel.
Salah satu hal menarik dari sistem baru ini adalah penerapan model
multi-entry dan
multi-exit. Artinya, siswa tidak harus menunggu tahun ajaran baru untuk bisa mulai belajar. Mereka bisa masuk kapan saja, dan naik tingkat berdasarkan capaian pembelajaran, bukan semata-mata berdasarkan waktu atau jenjang kelas.
“Murid tidak harus masuk di tahun ajaran yang sama. Mereka bisa masuk kapan saja dan naik sesuai dengan capaian pembelajarannya,” ujar Abdul Mu’ti dikutip dari
Newsline Metro TV pada Selasa, 15 April 2025.
Dengan pendekatan ini, perkembangan setiap siswa akan lebih dihargai secara individu. Tidak lagi terikat dengan sistem klasikal yang seragam, tapi disesuaikan dengan kemampuan dan kemajuan masing-masing anak.
(Tamara Sanny)