Halte Jaga Jakarta Jadi Simbol Pengingat Tanggung Jawab Seluruh Warga

Pada aksi demonstrasi akhir Agustus lalu, sejumlah fasilitas umum mengalami kerusakan akibat tindakan anarkis oleh sejumlah oknum tidak dikenal. Sejumlah fasilitas yang ada di halte Transjakarta pun terbakar. 

Kericuhan tidak hanya merusak bangunan, tetapi juga mengganggu mobilitas ribuan orang setiap harinya. Halte Senen Sentral menjadi salah satu yang terparah setelah dibakar oleh sejumlah okum.

Namun, renovasi telah mengubah halte ini. Bukan hanya tempat yang baru, namun nama yang baru dengan akses yang lebih baik bagi semua orang.

"Dengan adanya (peristiwa) kemarin itu kita bisa belajar bahwa Jakarta itu bukan harus diacak-acak. Kita harus bisa saling jaga," kata salah satu penumpang Transjakarta, Rani, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat, 19 September 2025. 
 

Baca juga: Simbol Jakarta Aman Tentram: Dari Halte Jaga Jakarta hingga Tuan Rumah Forum Internasional

Gubernur Jakarta Pramono Anung menyebut halte ini sebagai pengingat bahwa menjaga Jakarta bukan hanya kewajiban pemerintah, melainkan kewajiban seluruh warganya. Ia turut mengutarakan rasa syukur lantaran perbaikan terhadap 22 halte Transjakarta yang rusak dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari seminggu. Kini, seluruh halte sudah kembali beroperasi normal.

"Sebagai bagian kita untuk menjaga Jakarta secara bersama-sama supaya kejadian ini tidak terulang kembali, maka saya bersama jajaran Balaikota memutuskan untuk merubah Halte Sentral Jakarta ini menjadi Jaga Jakarta. Perubahan ini tentunya dengan maksud agar kita semua menjaga Jakarta secara bersama-sama," ungkap Pramono.

Sisa-sisa kerusakan seperti blower yang hangus, televisi terbakar, papan penanda rusak, hingga jalur pemandu jalan yang rusak, kini dipajang dalam kotak kaca memorabilia yang bisa dilihat warga Jakarta saat berada di halte ini. Memorabilia ini sekaligus menjadi simbol pengingat bahwa dalam setiap tindakan anarkis, masyarakatlah yang paling dirugikan.