Belum bisa gaet investor asing, Presiden Joko Widodo dan jajarannya menggaet influencer menjajaki tanah Ibu Kota Nusantara. Tidak dijelaskan berapa besaran biaya mengajak para pendengung itu, yang jelas mereka diajak untuk melihat progres mega-proyek tersebut.
Santap malam Presiden Joko Widodo di Minggu, 28 Juli 2024 kemarin jauh dari riuh suasana kota. Jokowi makan malam dengan para influencer saat glamping alias glamour camping di Ibukota Nusantara alias IKN. Sebelumnya Jokowi menjajal jalanan IKN dengan konvoi sepeda motor bersama para artis di Jalan Tol Penajam Paser Utara.
"Tadi malam saya tidur di sini nggak nyenyak, saua ngomong apa adanya," ungkap Jokowi.
Para influencer mengunggah cerita berbalut promosi berupa video dengan editing yang apik hingga menuai beragam respons. di antara seleb yang diajak adalah Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Atta Halilintar, dan Aurel Hermansyah. Pakar politik, Dedi Kurnia Syah menilai Jokowi menyukai pujian-puji untuk membangun citra di tengah sejumlah persoalan IKN yang tengah disorot kebanyakan publik.
"Presiden Joko Widodo memang lebih menyukai hal-hal yang sifatnya itu pujian-pujian termasuk juga bagaimana beliau membangun citra dan reputasi politiknya melebihi ekspektasi dari orang biasa. Ketika IKN ini kemudian didengungkan oleh orang-orang yang secara normatif, berkomentar tentang peluang-peluang dan prestasi yang minim bahkan sudah mengambil dana negara yang cukup besar," ungkap Dedi.
"Inilah mengapa presiden memerlukan pembalikan realitas itu salah satunya adalah dengan menggunakan influencer. Karena influencer tentu tidak bekerja secara sukarela apalagi digiring dan dibawa langsung oleh Presiden. Mereka tentu akan bekerja secara komunikatif sesuai dengan arahan dan juga harapan-harapan presiden. Salah satu fungsinya untuk memantik citra dan reputasi presiden, utamanya dalam program IKN," jelas Dedi.
Promosi para influencer lantas tidak membuat publik percaya. Di antaranya persoalan air minum di IKN yang belum selesai. Ada juga yang meminta para pendengug tersebut menetap di IKN. Selain itu langkah pemerintah yang kerap menggaet pemengaruh ini dinilai sudah biasa.