Metro TV Pelopori Penyaluran Sumbangan untuk Aceh

26 December 2024 13:22

Tsunami Aceh menjadi salah satu bencana paling besar di Indonesia yang menelan korban hingga ratusan ribu jiwa. Metro TV menjadi salah satu media nasional yang merekam dampak bencana gempa dan tsunami di Aceh hingga proses pemulihannya. 

Sebagai televisi berita satu-satunya di Indonesia saat itu, Metro TV menjadi sumber informasi utama tanggap bencana di Aceh. Metro TV juga memelopori program khusus laporan bencana di Aceh dengan tajuk Indonesia Menangis yang dimulai 1 hari pasca-bencana hingga 40 hari.

Selain menjadi jendela informasi bencana gempa dan tsunami Aceh, Media Group juga memelopori penerimaan sumbangan dan penyaluran barang bantuan. Melalui dompet kemanusiaan Indonesia Menangis, Media Group menginisiasi gerakan pengumpulan dana dan bantuan untuk membantu korban gempa dan tsunami Aceh yang dikelola Yayasan Sukma.

"Kami memang datang dengan satu tekad. Kami ikhlas dan kami ikut berduka cita kepada Aceh. Kita memang dilanda oleh suatu musibah, ini tidak kita kehendaki tapi Allah telah memberikan ini kepada kita, kita harus tabah, kita harus bisa menerimanya," kata Chairman Media Group Surya Paloh, kala itu. 

"Kami datang betul-betul dengan niat yang bersih. Apa yang bisa kami bantu sekedar yang bisa kami bantu. Untuk meringankan penderitaan saudara-saudara, hari ini atas nama kami semuanya di sini secara simbolik saja kami menyerahkan bantuan ini untuk diterima. Bantuan ini datang dengan hati kami yang bersih. Ini bantuan yang datang dari bantuan masyarakat di Jakarta sana," imbuhnya.
 

Baca juga: Metro TV Terima Penghargaan dari Pemprov Aceh

Sepanjang 28 Desember hingga 28 Februari 2007, Media Group menerima dan menyalurkan sumbangan sebesar Rp155 miliar. Ditambah, berbagai barang bantuan yang biaya pengirimannya ditanggung Media Group. 

Sebagian dana sumbangan yang digalang melalui dompet kemanusiaan Indonesia Menangis digunakan untuk mendirikan Sekolah Unggulan Kemanusiaan Aceh yang disingkat Sukma. Ada tiga sekolah Sukma Bangsa di Aceh, yaitu di Lhokseumawe, Bireuen, dan Pidie yang diresmikan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Beberapa donatur menyarankan agar dana itu diinvestasikan di sektor pendidikan. Dengan dorongan dan dukungan kuat dari para donator itu, kami memberanikan diri mendirikan Yayasan Sukma, sebuah yayasan nirlaba yang mengelola beberapa unit sekolah di Aceh untuk kepentingan generasi mendatang," ujar Surya Paloh.

Dua dekade berlalu, Sekolah Sukma Bangsa masih tegak berdiri sebagai saksi perjuangan di tengah masa-masa sulit pasca-tsunami Aceh. Kala itu, ribuan anak kehilangan keluarga dan masa depan mereka menjadi tidak pasti. Kini, para alumni Sekolah Sukma Bangsa telah berhasil menggapai impian mereka.

Sekolah Sukma Bangsa juga telah mencetak lulusan-lulusan yang kini sukses di berbagai bidang. Salah satu di antaranya adalah lulusan pertama yang kini menjadi guru di Sekolah Sukma Bangsa di Pidie, Aceh.

"Saya salah satu korban tsunami yang terjadi di tahun 2004. Setelah itu, saya memiliki kesempatan untuk mendapatkan beasiswa sekolah 6 tahun di sekolah Sekolah Sukma Bangsa Aceh. Selama bersekolah di sana, banyak pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan," ungkap Alumni Pertama Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Izzatul Ummi.
 
Baca juga: Cerita Jurnalis Metro TV Meliput Tsunami Aceh

Saat awal dibangunnya Sekolah Sukma Bangsa, banyak guru yang rela datang dari berbagai daerah untuk membantu memulihkan pendidikan anak-anak Aceh korban tsunami. Beberapa dari mereka bahkan masih bertahan untuk mengajar hingga kini. 

"Alhamdulillah saya sangat bersyukur menjadi salah satu guru yang mengajar dan mendidik anak-anak beasiswa dengan tiga kategori di Sekolah Sukma Bangsa ini. Pertama itu anak-anak korban tsunami Aceh dan gempa Pidie Jaya. Saat itu kami lebih fokus untuk menghilangkan trauma-trauma mereka, kesedihan-kesedihan mereka, membuat mereka bahagia dulu, buat mereka senang, baru kami masukkan sedikit demi sedikit kegiatan belajar mengajarnya," ujar Guru Senior Sekolah Sukma Bangsa Pidie, Elvi Rahayu. 

Hadirnya Sekolah Sukma Bangsa telah memberikan kontribusi nyata bagi anak-anak Aceh. Bahkan, ada anak-anak dari Mindanao, Filipina, yang mendapat beasisiswa dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Sukma Bangsa Pidie. 

Perjalanan Sekolah Sukma Bangsa tidak selalu mulus. Tantangan finansial hingga regenerasi tenaga pendidik menjadi ujian tersendiri. Namun hingga kini, mereka tetap konsisten memberikan beasiswa kepada anak-anak Aceh yang membutuhkan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)