Cek Kesehatan Gratis, Pasien Cukup Hapal Pancasila dan Lagu Indonesia Raya

6 May 2025 18:07

Cianjur: Di tengah mahalnya biaya layanan kesehatan, seorang dokter di Cianjur, Jawa Barat, memilih jalan berbeda. Dr. Yusuf Nugraha, pendiri Klinik Harapan Sehat di Kecamatan Cilaku, membuka akses berobat gratis bagi pasien kurang mampu.

Syaratnya sangat mudah. Calon pasien harus menghafal Pancasila, menyanyikan lagu Indonesia Raya, membaca ayat suci Al-Qur’an, atau membawa botol plastik bekas.

Menurut Dr. Yusuf, pelayanan kesehatan adalah hak dasar setiap warga negara. Ia menyadari banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses layanan BPJS karena terkendala biaya iuran. Untuk itulah ia menerapkan sistem ijab kabul dalam pembiayaan. Pasien cukup membuat pernyataan bahwa benar-benar tidak mampu, lalu bisa memilih cara bayar yang edukatif dan penuh nilai kebangsaan.

“Saya ingin membentuk kesadaran nasionalisme. Kalau semua masyarakat mengamalkan nilai-nilai Pancasila, maka tak akan ada yang kelaparan atau kesulitan berobat,” ujar Dr. Yusuf dikutip dari Newsline Metro TV pada Selasa, 6 Mei 2025.
 

Baca Juga: Lawan Kanker, Pengobatan Berbasis Genetik Dikembangkan

Selain hafalan Pancasila, pasien bisa membayar dengan botol plastik bekas. Sampah plastik itu didaur ulang menjadi bahan bangunan. Bahkan, Dr. Yusuf telah membantu bedah rumah sebanyak 188 unit dengan batako dari limbah plastik.

Bagi pasien muslim, ia memberi opsi tambahan. Cukup membaca surat pendek Al-Qur’an usai berobat. Semua itu bukan sekadar bentuk kemurahan hati, melainkan bagian dari misi edukasi.

Sistem Subsidi Silang dan Jemput Bola

Klinik Harapan Sehat beroperasi 24 jam dengan tenaga medis sebanyak 10 dokter. Sistem pembiayaannya menggunakan subsidi silang. Pasien yang mampu membayar turut membantu keberlangsungan layanan gratis bagi yang tidak mampu.

“Pernah ada tukang parkir yang hanya mampu bayar Rp5.000. Kami tetap layani. Prinsipnya bukan berhitung seperti matematika manusia, tapi percaya bahwa kebaikan akan kembali berlipat ganda,” kata Dr. Yusuf.
 
Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi, Pemilik Klinik GSC Bantah Lakukan Perusakan dan Intimidasi

Tak hanya menunggu pasien datang, Dr. Yusuf dan timnya juga rutin melakukan jemput bola. Mereka turun langsung ke rumah-rumah, bahkan menyisir jalanan untuk memberikan pengobatan bagi tunawisma.

“Kami menyasar mereka yang benar-benar tak punya ongkos. Bahkan ada yang butuh Rp500.000 hanya untuk ke klinik. Karena itu, kami yang datang ke mereka,” jelasnya.

Apa yang dilakukan Dr. Yusuf bukan hanya soal medis. Ia ingin menyembuhkan tubuh sekaligus menyentuh nurani. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk berdaya dan bangga, bukan sekadar menerima bantuan.


Semangatnya menular ke rekan-rekan sejawat. Semua dokter di Klinik Harapan Sehat mengadopsi prinsip serupa melayani dengan empati dan solusi, bukan sekadar prosedur.

(Tamara Sanny)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Gervin Nathaniel Purba)