Basarnas Tambah Waktu Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Jadi 7 Hari

15 July 2025 15:03

Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Laksamana Muda Ribut Eko Suyatno menyebut proses pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali diperpanjang selama tujuh hari. Tim SAR juga memberikan marking notice to marine agar tidak ada aktivitas merusak tempat kejadian perkara (TKP).

"Perpanjangan ini merupakan wujud kepedulian pemerintah kepada seluruh masyarakat yang keluarganya menjadi korban. Pemerintah hadir sehingga langkah-langkah ini sudah dikomunikasikan mulai dari pemerintah daerah sampai pemerintah pusat dan kementerian lembaga terkait sehingga
operasi SAR kita perpanjang tujuh hari," kata Ribut dikutip dalam Metro Siang, Metro TV, Selasa, 15 Juli 2025.

"Kami meyakinkan bahwa KSOP dan Kepala Dinas Navigasi Tanjung Perak telah memberikan marking tanda. Kemudian KSOP mengeluarkan notice to marine. Notice to marine ini penting agar posisi kapal ataupun fix datum atau datum kapal tenggelam di bawah ini kita beri tanda kita broadcast kepada seluruh para pengguna operator kapal sehingga tidak melakukan aktivitas seperti merusak rambu dan penurunan jangkar di posisi tersebut sehingga akan mengganggu apabila operasi selanjutnya akan dilakukan," tambahnya.
 

Baca: 17 Korban Hilang Diduga Masih Terjebak di Bangkai KMP Tunu Jaya Pratama

Ribut menjelaskan tim SAR melakukan pencarian korban hingga ke selatan Ketapang Banyuwangi. Mengenai dugaan jenazah korban yang terperangkap di dalam badan kapal, Tim SAR perlu menganalisis lebih lanjut.

"Ada dua dengan sifat karakteristik selat Bali. Mulai hari kedua dan seterusnya kami memfokuskan pencarian di sektor selatan malah sampai ada sampai dengan di Taman Nasional Alas Purwo itu sampai ke sisi Ketapang paling selatan pantai. Pantai Ketapang garis pantai ke selatan ke masuk taman nasional itu diketemukan kemarin satu korban jenis kelamin wanita," ucapnya.

"Mengenai penemuan jenazah korban di bangkai kapal tergantung hasil visualisasi lanjutan. Kita harus meyakinkan mengecek ke dalam bangunan kapal tersebut. Adakah korban yang masih terperangkap di dalam bangunan kapal," sebutnya.
 
Baca: BPBD Kerahkan 4 Kapal untuk Cari Korban Speedboat Terbalik di Mentawai

Gambar-gambar yang didapat oleh regu penyelamat TNI dan Polri akan dianalisis. Posisi di referensi delapan menunjukan kedalaman kurang lebih 49 meter. Dan jarak diduga jenazah dari posisi terakhir menunjukan kurang lebih 3,9 km. 

"Jadi ada beberapa parameter yang menjadi SOP kami bahwa untuk operasional penyelaman itu arus tidak kurang dari 0,8 m/s karena manakala penyelam kita turunkan kemudian arusnya mereka terbuang ke selatan ini cukup membahayakan dari faktor safety," ucapnya.

"Alat selam dengan kedalaman 49 meter itu juga harus menggunakan alat selam yang jenis helium oksigen ataupun nitro. Tidak bisa dengan scuba air. Dengan alat ini pun ada prosedur yang harus kita lakukan. Di sinilah ee nanti setelah fase operasi SAR ini sampai tuntas untuk sementara ataupun dialihkan akan ada secara simultan tim investigasi dan tim dari kementerian lembaga terkait yang akan menindaklanjuti apakah ini perlu dilakukan selvage atau tidak," katanya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Diva Rabiah)