Perjuangan Warga Gaza Memulai Kehidupan setelah Gencatan Senjata

8 November 2025 11:11

Meski gencatan senjata telah berlaku, kehidupan warga Gaza tetap sulit. Saat kembali ke kampung halaman, mereka harus memulai segalanya dari awal. Mulai dari mencari tempat tinggal, makanan, dan kebutuhan dasar di tengah kondisi yang hancur akibat serangan Israel.

Kerusakan besar akibat genosida yang dilakukan Zionis Israel membuat warga kehilangan rumah dan pekerjaan. Banyak keluarga kini hidup bergantung pada bantuan terbatas. Harga bahan pokok melonjak. Sementara sebagian besar warga tak lagi memiliki uang untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Kondisi semakin memprihatinkan karena layanan kesehatan nyaris lumpuh. Dari total 36 rumah sakit di Gaza, hanya 14 yang masih beroperasi.

Ribuan warga harus rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan makanan dan air bersih. Tantangan lain menanti dengan datangnya musim dingin, sementara banyak keluarga belum memiliki tempat berteduh dan pakaian hangat.
 

 
Bantuan terbatas di tengah krisis
 
Hampir empat minggu setelah gencatan senjata diberlakukan, lembaga kemanusiaan menyebut bantuan ke Jalur Gaza masih jauh dari cukup. Kelaparan terus meluas, tenda-tenda lama rusak, dan distribusi bantuan tersendat akibat pembatasan.

World Food Programme (WFP) mencatat baru separuh kebutuhan pangan yang berhasil dikirim. Sementara kelompok lembaga Palestina memperkirakan volume bantuan yang masuk hanya seperempat dari jumlah yang dijanjikan.

Otoritas lokal melaporkan sebagian besar truk bantuan tidak mencapai tujuan. Dari rata-rata 600 truk yang dijanjikan, hanya sekitar 145 yang benar-benar menyalurkan pasokan ke wilayah terdampak.

Badan kemanusiaan PBB (OCHA) menyebut ada sedikit perbaikan sejak pertengahan Oktober, tetapi krisis pangan dan gizi masih parah. Satu dari 10 anak di Gaza menderita malnutrisi akut, dan sebagian besar keluarga hanya bisa makan dua kali sehari dengan menu sederhana seperti sereal dan kacang-kacangan.

Kekurangan bahan bakar juga memperparah keadaan. Lebih dari 60 persen warga kini memasak dengan membakar limbah. OCHA memperingatkan risiko kesehatan serius, sementara sekitar 1,5 juta orang masih membutuhkan tempat tinggal layak.

Memasuki musim dingin, situasi di Gaza disebut sebagai perlombaan melawan waktu. Warga terus berjuang bertahan hidup di tengah keterbatasan pangan, air, dan perlindungan yang memadai.

(Aulia Rahmani Hanifa)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Gervin Nathaniel Purba)