Indonesia Darurat Kasus Pornografi Anak

Indonesia berada dalam kondisi darurat pornografi dan kekerasan seksual terhadap anak. Sayangnya, penanganan terhadap kondisi darurat ini terkesan lamban dan cenderung terpinggirkan. 

Ada sejumlah temuan yang membuat kondisi pornografi anak di Indonesia begitu parah. Sehingga, Indonesia menempati posisi keempat di dunia, serta kedua di Asia Tenggara dengan kasus pornografi anak paling banyak. 

Sepanjang 2016-2024, Kementerian Komunikasi dan Informatika menemukan kasus pornografi terhadap anak jumlahnya mencapai 9.228 kasus. Temuan ini didominasi di platform media sosial. Kasus paling banyak terjadi di 2023 dengan temuan 463 kasus.

Konten pornografi anak paling mudah ditemukan di website yakni sebanyak 9.000 konten. Kemudian, diikuti Twitter/X sebanyak 156 konten, Telegram sebanyak 131 konten, YouTube sebanyak 24 konten, dan di Facebook dan Instagram sebanyak 9 konten. Angka-angka tersebut berhasil ditemukan dan ditindak.
 

Baca juga: Miris! Indonesia Peringkat 4 Dunia Kasus Pornografi Anak

Berdasarkan hasil penelitian ECPAT Indonesia, ditemukan bahwa Indonesia telah menjadi lokasi tujuan predator terhadap penyimpangan konten pornografi anak. Lembaga ini juga menerima 897 aduan, 204 di antaranya berisi materi kekerasan seksual anak. 

Tak hanya itu, ada juga 11 laporan hosting web yang menyimpan konten pornografi anak. Sebesar 70% masalah pornografi di Indonesia didominasi konten pornografi anak.

Pornografi anak hanyalah salah satu dari sekian permasalahan yang timbul akibat penyalahgunaan gawai dan akses internet. Risiko ini tidak telepas dari tingginya akses gawai dan internet yang sudah dimiliki anak-anak di Indonesia. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, total anak usia dini yang memiliki gawai sebanyak 33,44%. Selain gawai, akses terhadap internet juga cukup tinggi dimiliki oleh anak usia dini. Hampir 25% anak di Indonesia sudah memiliki akses terhadap internet.