Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Hanif Faisol Nurofiq, menyatakan komitmennya untuk menindak tegas aktivitas tambang yang diduga memperparah bencana banjir di Sukabumi, Jawa Barat. Ia menyebut, hutan rusak akibat aktivitas tambang.
Hal ini disampaikan dalam kunjungannya ke lokasi bencana pada Minggu, 15 Desember 2024. Hanif mengungkapkan, berdasarkan pantauan citra satelit dari Kementerian LHK, sekitar 65% kawasan hutan di wilayah tersebut mengalami kerusakan parah. Kerusakan ini diduga disebabkan oleh aktivitas tambang ilegal dan kegiatan lain yang tidak ramah lingkungan. Hanif menekankan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap kondisi kawasan tersebut.
“Kami akan mengecek kembali kegiatan yang dilakukan, baik
tambang, pengelolaan hutan tanaman energi, maupun kegiatan lainnya yang berpotensi merusak lingkungan. Selain pengawasan, penegakan hukum juga akan kami lakukan agar dampak buruk ini tidak berulang,” jelas Hanif seperti dikutip dari
Headline News Metro TV, Senin, 16 Desember 2024.
KLHK berencana melakukan
investigasi menyeluruh terhadap laporan adanya tambang ilegal yang aktif di kawasan hutan Sukabumi. Pengawasan akan difokuskan pada titik-titik yang dianggap kritis dan terindikasi memperparah banjir. Jika ditemukan pelanggaran, tindakan tegas akan diambil sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Kita tidak menutup kemungkinan menutup kegiatan yang melanggar aturan dan memperparah kondisi
lingkungan. Semua akan dievaluasi secara menyeluruh agar kita dapat mencegah bencana yang sama di masa depan,” kata Hanif.
Selain langkah pemerintah, Hanif mengimbau masyarakat untuk turut menjaga lingkungan sekitar dengan menghindari pembukaan lahan secara ilegal dan melaporkan aktivitas yang berpotensi merusak
ekosistem hutan.
(Zein Zahiratul Fauziyyah)