Catatan Kabinet Merah Putih
14 December 2024 23:15
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) hingga kini terus dilanjutkan sehingga target menjadi ibu kota politik akan terealisasi pada 2028. Namun, pembangunan IKN terkendala anggaran. Pemerintah disarankan tidak hanya bersandar pada APBN dalam membangun IKN, tapi juga mengandalkan investor atau swasta.
Presiden Prabowo Subianto terus berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan IKN di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Fokus pemerintah saat ini adalah menuntaskan pembangunan infrastruktur lembaga eksekutif yang diprediksi akan rampung pada Desember 2024.
Namun, Presiden Prabowo memutuskan untuk untuk berkantor di IKN pada 2028. Alasannya, Presiden Prabowo ingin IKN bisa menjalankan peran sebagai ibu kota politik yang artinya terdapat gedung eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menjelaskan pihaknya berusaha untuk mewujudkan IKN sebagai ibu kota politik dengan membangun gedung legislatif dan yudikatif di awal tahun 2025.
"Mulai tahun ini kita siapkan ekosistem untuk kantor dan hunian yudikatif dan legislatif. Yudikatif kan MA (Mahkamah Agung), MK (Mahkamah Konstitusi). Legislatif DPR, MPR, DPD. Sekarang eksekutif sudah selesai Desember ini, tapi dengan feature yang dulu," ujar Basuki.
Terkait anggaran pembangunan IKN, Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan IKN masih mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun dalam APBN 2025, IKN mendapat kucuran dana sebesar Rp15 triliun. Sebesar Rp6,3 triliunnya masuk di Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) 2025 Otorita IKN.
Basuki pun berharap pihaknya mendapat tambahan dana dari Kementerian Keuangan sebesar Rp8,1 triliun untuk mempercepat membangunan IKN sebagai ibu kota politik.
Baca juga: ASN akan Pindah ke IKN Nusantara Usai Lebaran 2025 |