Bengkayang: Presiden Prabowo Subianto kembali mengingatkan seluruh elemen bangsa untuk tidak mudah diadu domba oleh kekuatan asing. Hal ini disampaikannya dalam sambutan pada acara panen raya jagung serentak yang digelar di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, Kamis, 5 Juni 2025.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa Indonesia saat ini tengah berada di jalur menuju swasembada dan kedaulatan pangan, yang merupakan bagian dari cita-cita nasional dalam Asta Cita yang ia usung. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja keras dan sinergi antara seluruh elemen bangsa.
"Suatu kelebihan Indonesia adalah sinergi itu. TNI, Polri, akademisi, teknokrat, kampus, pemerintahan daerah, pengusaha, ulama. Ini sesuatu yang unik dan kita selalu diganggu. Kekuatan asing tidak suka melihat sinergi ini," pidato Presiden Prabowo dikutip dari Prioritas Indonesia Metro TV pada Kamis, 5 Juni 2025.
Ia mengingatkan bahwa setiap kali Indonesia hendak bangkit, selalu ada upaya untuk melemahkan melalui adu domba antar kelompok. Presiden mengajak masyarakat untuk tetap waspada dan tidak mudah terprovokasi.
“Kita tidak mau dikerjain. Kita tidak mau diadu domba. Suku sama suku, agama sama agama. Mereka yang coba-coba mengadu domba, rakyat kita tidak bodoh lagi,” tegasnya.
Peringatan ini bukan yang pertama disampaikan oleh Presiden Prabowo. Sebelumnya, pada peringatan Hari Lahir Pancasila pada 2 Juni 2025 lalu, ia juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap kekuatan asing yang tidak senang melihat Indonesia bersatu, kuat, dan makmur.
Dalam pidato tersebut, ia menyebut bahwa selama ratusan tahun Indonesia diadu domba. Dia menyinggung adanya lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang diduga didanai asing dengan dalih hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan pers.
Pernyataan Prabowo memantik respons dari berbagai pihak. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi kemudian memberikan klarifikasi bahwa yang dimaksud Presiden bukan seluruh
LSM, melainkan kelompok tertentu yang dianggap kerap merongrong persatuan dan mencemooh program prioritas pemerintah.
Hasan juga menyebut bahwa Prabowo memiliki informasi dan dasar yang kuat sebelum menyampaikan pernyataan tersebut. Menurutnya, Presiden memahami secara mendalam kekuatan mana saja yang dapat menjadi ancaman bagi Indonesia.
Presiden juga menekankan bahwa meskipun Indonesia harus waspada, bangsa ini tidak perlu mencurigai negara lain secara berlebihan. Yang penting, kata Presiden, adalah tetap bersatu dan berdikari agar cita-cita kemakmuran nasional bisa tercapai.
(Tamara Sanny)