19 December 2024 12:40
Bank Indonesia (BI) mengklaim kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12% pada Januari 2025 tidak akan berpengaruh banyak ke inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal itu disampaikan Deputi Gubernur BI Aida S Budiman.
"Mengakibatkan sekitar penambahan inflasi 0,2%. Tetapi apakah ini besar? Jawabannya tidak karena hasil perhitungan kami dari proyeksinya dia sekitar sedikit di atas dari 2,5 plus minus 1?ri target inflasi kita di 2025," kata Aida dalam konferensi pers, Rabu, 18 Desember 2024.
Aida menyebut dampak kenaikan tarif PPN terhadap inflasi perlu dianalisis berdasarkan komoditas dan bobotnya. Dalam keranjang Indeks Harga Konsumen (IHK), 52,7% komoditas terkena PPN.
Meski signifikan, tidak semua kenaikan PPN diteruskan ke konsumen karena pengusaha mungkin menyerap biaya tambahan. Menurutnya, dampak terhadap PDB diperkirakan minimal dengan penurunan di kisaran 0,02 hingga 0,03%.
"Apakah ada penurunan harga komoditas di global dan itu memang ada. Kemudian juga tentunya dari Bank Indonesia terus akan melakukan konsistensi antara kebijakan moneter dalam mengarahkan ekspektasi inflasi supaya tetap 2,5 plus minus 1," ujar Aida.
"Yang paling penting juga sinergi antara pemerintah dan Bank Indonesia di pusat maupun di daerah sehingga kita bisa menjaga yang kita sebut harga pangan bergejolak." sambungnya.
Baca juga: Dampak PPN 12% akan Kerek Inflasi 0,2 Persen |