21 March 2024 00:24
Calon presiden-wakil presiden nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (Amin) menyampaikan pernyataan sikap terkait pengumuman hasil Pemilu 2024 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Anies memulai pernyataannya dengan menegaskan pentingnya proses ketimbang hasil akhir pemilu.
"Hari ini KPU telah mengeluarkan pengumuman resmi yang hasilnya dalam versi KPU telah kita dengar bersama. Namun, dalam sebuah pemilihan, proses tak kalah penting dari hasil akhirnya," ucap Anies dalam keterangannya, Rabu, 20 Maret 2024.
Anies mengatakan proses pemilihan itu penting untuk dipastikan terbuka, adil dan bebas dari tekanan. Ini untuk menjamin bahwa semua suara yang memenuhi syarat akan didengar dan dihormati.
"Proses pemilihan itu penting untuk dijaga agar memastikan legitimasi, kepercayaan, dan inklusifitas dalam hasilnya," ungkapnya
Menurut Anies, tanpa proses yang kredibel, legitimasi calon yang terpilih atau keputusan bisa menyebabkan keraguan. Maka, menjaga integritas proses pemilihan adalah fundamental untuk kelangsungan demokrasi dan terpenuhinya aspirasi masyarakat secara keseluruhan.
"Saudara-saudara sekalian, pemimpin yang lahir dari proses yang ternodai dengan kecurangan dan penyimpangan akan menghasilkan rezim yang melahirkan kebijakan yang penuh ketidakadilan dan kita tak ingin ini terjadi," tegas Anies.
Anies menilai dalam prinsip negara demokrasi modern, ketika melihat ketidaknormalan dan penyimpangan bukan dengan melakukan agitasi kepada publik. Namun, mengumpulkan semua bukti-bukti untuk dibawa ke depan hakim.
"Kami ingin negara ini terus membangun kematangan politik, bukan malah mundur mendekati masa pra reformasi," terangnya
Anies menyadari ada pihak-pihak yang berusaha mendegradasi usaha konstitusional Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas Amin). Ia menyebut banyak pihak juga yang menyarankan agar tidak mengajukan gugatan penyimpangan karena kemungkinan mendapatkan keadilan yang kecil.
"Kami tegaskan, kami tak ingin membiarkan berbagai penyimpangan demokrasi ini berlalu tanpa catatan dan menjadi preseden buruk bagi semua penyelenggaran pemilihan ke depan, baik tingkat nasional maupun ratusan pilkada dan pileg tingkat I dan II," paparnya
Anies menyebut kemungkinan mendapatkan keadilan terasa amat kecil. Anies menyebut berbagai lembaga negara yang terkait penyelenggaraan pemilu dan penyelesaian sengketa telah terkooptasi oleh oknum-oknum yang terbukti melanggar etik.
"Bahkan ada yang ketuanya sampai berkali-kali mendapat peringatan tapi tetap dibiarkan menjalankan perannya," ucap dia.
Anies juga mengajak semua pihak terus melanjutkan perjuangan dan mendukung langkah tim hukum. Sehingga apa pun temuannya akan menjadi fakta sejarah bangsa Indonesia.
"Apapun takdir yang telah ditetapkan oleh nanti, kami akan tetap membersamai gerakan perubahan. Insya Allah, gerakan ini akan terus bergulir membesar ke depan, dan membawa perubahan-perubahan yang baik dan diperlukan oleh bangsa ini," ungkapnya.
Baca: Gibran Buka Peluang Rangkul Anies-Ganjar |