24 January 2024 21:21
Tiga minggu jelang Pemilihan Umum (Pemilu), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan Presiden boleh memihak dan kampanye. Pernyataan ini disampaikan saat bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan calon presiden (capres) nomor urut 2.
Menanggapi hal ini, analis politik Ray Rangkuti mengaku tidak kaget. Menurutnya, Jokowi memang selalu seperti itu.
"Beliau (Jokowi) konsisten untuk tidak konsisten dengan apa yang diucapkan," kata Ray dalam tayangan Metro Hari Ini, Metro TV, Rabu, 24 Januari 2024.
Ray menduga tindakan Jokowi ini karena ada kemacetan elektabilitas dari Paslon 02 Prabowo-Gibran. Kemacetan tersebut tidak bisa diurai, hingga harus melibatkan Jokowi 'turun gunung'.
"Ini deklarasi semi terbuka, tanpa pengucapan, kita semua sudah melihat tanda-tanda cukup kuat yang menunjukkan (Jokowi) kecenderungan untuk di posisi 02," ujar Ray.
Ray juga memprediksi bahwa Jokowi mungkin saja akan melakukan berbagai cara untuk memenangkan Paslon 02. Salah satunya hadir dalam kampanye akbar.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan seorang presiden boleh saja berkampanye. Asalkan tidak menggunakan fasilitas negara.
"Ya boleh saja saya kampanye tapi yang penting tidak gunakan fasilitas negara," ucapnya pada wartawan di Lapangan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2024.
Menurutnya presiden punya hak politik atau memberikan dukungan terhadap pasangan calon tertentu. Seperti diberitakan, Putera Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) bersama Prabowo Subianto yang merupakan menteri pertahanan.
Presiden mengaku belum memutuskan apakah akan ikut kampanye atau tidak. "Ya nanti dilihat," tukasnya.