Isak Tangis Pimpinan Komisi X saat Fadli Zon Sebut Pemerkosaan Massal '98 Tidak Ada

3 July 2025 15:27

Pimpinan Komisi X DPR RI Esti Wijayanti dan anggota Komisi X Mercy Chriesty Barends menangis saat Menteri Kebudayaan Fadli Zon menjelaskan soal pernyataannya tentang pemerkosaan massal di kerusuhan Mei 1998 tidak ada.

Mulanya, Fadli Zon dicecar beberapa anggota Komisi X soal pernyataannya tentang pemerkosaan 1998. Fadli tidak menampik ada peristiwa pemerkosaan. Ia hanya mempersoalkan kata massal dan belum adanya fakta hukum soal peristiwa itu.

"Ada data dari Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Data ini saya punya dan saya sudah baca di tahun 1998. Dan saya punya bendanya lebih lengkap dan cukup banyak kita bisa berdebat kalau ada kita harus kutuk dan kita harus kecam dan  orang yang melakukan itu harus sadar," ujar Fadli Zon.

Tiba-tiba Fadli Zon diinterupsi Esti yang sudah berlinang air mata. Fadli Zon pun langsung menanggapi interupsi dari menurut menurutnya ia mengakui bahwa pemerkosaan benar terjadi. Tidak itu saja, Mercy Christy pun menangis mengenang beberapa kasus pemerkosaan massal yang ia tangani bersama  Komnas HAM.
 

Baca: Puan dan Dasco Respons Isu Indroyono Soesilo Calon Kuat Dubes RI untuk AS

"Semakin Pak Fadli Zon ini bicara, kenapa semakin sakit ya? Soal pemerkosaan sebaiknya enggak perlu di forum ini, Pak. Karena saya pas kejadian itu juga ada di Jakarta sehingga saya tidak bisa pulang beberapa hari. Tetapi ini semakin menunjukkan Pak Fadli Zon tidak punya kepekaan terhadap persoalan yang dihadapi korban perkaraan," tutur My Esti Wijayanti dikutip dari Prioritas Indonesia, Metro TV, Kamis, 3 Juli 2025.

"Menurut saya penjelasan Bapak yang sangat berteori seperti ini dengan mengatakan Bapak juga aktivis  pada saat itu, itu justru akan semakin membuat luka dalam," tambahnya.

Mercy Christie Barends membandingkan dengan kasus perkosaan pada kependudukan Jepang di Indonesia.

"Yang diperkosa dan menjadi rampasan perang pada saat kependudukan Jepang. Pada saat itu pada saat dibawa ke Tribunal Court ada kasus tapi tidak semua. Apa yang terjadi pada saat itu? Pemerintah Jepang menerima semua! Ini Pemerintah Jepang! Duta besarnya itu sampai begini (menunduk minta maaf)?" ujarnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Diva Rabiah)