Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan akan mempelajari terkait informasi banyaknya dampak buruk akibat tren berburu koin melalui aplikasi Jagat. Fenomena ini belakangan mendapat sorotan publik.
"Untuk aplikasi yang saya juga banyak di DM oleh teman-teman dan juga masukan banyak pihak," ujar Meutya Hafid di Jakarta, Senin 13 Januari 2024.
Meutya juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Wamen Komdigi, Angga Prabowo untuk menindaklanjuti aplikasi tersebut. Meutya belum dapat memberikan tanggapan lebih banyak.
Apa itu Koin Jagat?
Fenomena berburu koin lewat aplikasi Jagat sedang menjadi tren di kalangan masyarakat urban, khususnya Jakarta. Kawasan Gelora Bung Karno (GBK) di Jakarta Pusat menjadi salah satu lokasi yang paling sering diserbu para
pemburu koin dalam sepekan terakhir.
Meski terlihat sederhana, perburuan koin melalui aplikasi Jagat ternyata memicu dampak buruk pada fasilitas umum.
Koin Jagat merupakan sebuah permainan yang menggunakan aplikasi Jagat sebagai platform utamanya. Permainan ini menyerupai konsep berburu harta karun di dunia nyata.
Harta karun yang diburu adalah koin dengan tiga jenis, yakni emas, perak dan perunggu. Koin-koin itu harus dikumpulkan sebanyak-banyaknya oleh pengguna aplikasi, karena bisa ditukarkan dengan hadiah uang, berkisar dari ratusan ribu hingga puluhan juta.
Namun, yang menjadi tantangan adalah koin-koin tersebut diletakkan di tempat tersembunyi. Pengguna yang ingin bermain harus mengunduh aplikasi Jagat dan membuat akun. Kemudian, matikan fitur GPS dalam ponsel.
Selain Jakarta, fitur ini bisa diakses warga di sejumlah kota besar seperti Bandung, Surabaya, dan Bali.