Ketar-ketir Makan Bergizi Gratis

Hanya dalam waktu tiga hari, jumlah siswa korban keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah. Hingga Sabtu 27 September 2025, jumlahnya mencapai 1.315 orang.

Sebagian besar korban keracunan ditangani secara medis di Puskesmas Kecamatan Cipongkor dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cililin, Bandung Barat. Sabtu pekan lalu, bahkan masih ada tambahan pasien yang baru masuk. Korban merasakan mual dan muntah hingga akhirnya dilarikan ke puskesmas.

Hingga 27 September 2025 masih ada 18 orang siswa yang dirawat di Posko Kecamatan Cipongkor. Mereka masih dalam kondisi lemas dan pusing.

Selang infus bergelantungan di sana-sini. Beberapa pasien juga ada yang mendapat bantuan pernafasan. Mereka masih membutuhkan perawatan intensif.

Sementara di RSUD Cililin, jumlah pasien keracunan yang masih dirawat lebih banyak lagi. Hingga Sabtu pekan lalu, masih ada 42 orang siswa dalam pengawasan tenaga medis.

Sebagian pasien sudah berangsur membaik dan diperbolehkan pulang. Namun, masih ada juga yang merasakan mual dan muntah sehingga perlu mendapat perawatan intensif.
 

Baca juga: Mengenal SLHS, Sertifikat yang Wajib Dimiliki SPPG

Buntut dari Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan massal siswa, tiga dapur MBG di Bandung Barat dinonaktifkan sementara. Realitas menelusuri keberadaan dapur MBG, Dapur Maju Jaya, yang ditutup oleh Pemkab Bandung Barat. Dapur MBG ini berada di Kampung Mariuk, Desa Neglasari, Kecamatan Cipongkor.

Belum genap 30 hari beroperasi, Dapur Maju Jaya ditutup sementara. Gara-gara mengkonsumsi porsi MBG dari dapur ini, 738 siswa mengalami keracunan.

Dapur Maju Jaya ternyata berada di bawah bendera yang sama dengan SPPG Dapur Makmur Jaya. Dua dapur ini bernaung di bawah Yayasan Rajib Putra Barokah. 

Dapur Makmur Jaya yang berada di Desa Cijambu juga ditutup sementara. Sebab usai menyantap makanan dari dapur ini, 380 orang siswa keracunan pada Senin 22 September 2025. Setiap hari Dapur Makmur Jaya juga mendistribusikan paket MBG ke sekolah pada pukul 07.00 WIB.

Di Kabupaten Bandung Barat terdapat 85 SPPG yang belum mengantongi sertifikat sehat. Menjadi pertanyaan publik, lantas bagaimana bisa mereka beroperasi?