Misteri Peran Moeldoko dan Hendropriyono di Ponpes Al-Zaytun

Pondok Pesantren Al-Zaytun dinilai sangat kontroversial dan misterius. Ponpes ini banyak dikaitkan dengan NII, tetapi ajarannya justru dinilai menyimpai dari ajaran Islam. 

Pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang telah memenuhi panggilan tim investigasi MUI Jawa Barat di Gedung Sate, Bandung. Setibanya di Gedung Sate, Panji Gumilang lantang mengucapkan Shalom Aleichem 

Sebelumnya, tim investigasi Majelis Ulama Indonesia yang sedianya melakukan klarifikasi atau tabayyun atas serangkaian polemik dan kontroversi yang mencuat, ditolak untuk masuk ke Ponpes Al-Zaytun. Tim yang dipimpin langsung oleh Ketua Investigasi Ponpes Al-Zaytun MUI Pusat, Profesor Firdaus Syam ini tertahan di Kantor Kecamatan Gantar, yang berjarak tiga kilometer dari Ponpes Al-Zaytun. 

Setelah menunggu beberapa jam, tim investigasi MUI Pusat dan MUI Jawa Barat tidak memperoleh kepastian izin untuk masuk ke Ponpes Al-Zaytun. Kepastian adanya penolakan juga diperoleh dari tim penghubung, yang sebelumnya melakukan upaya lobi agar tim investigasi bisa diterima. 

Atas penolakan tersebut, tim investigasi menggunakan opsi kedua yakni memanggil Panji Gumilang dalam agenda tabayyun yang dijadwalkan pada hari ini, Jumat (23/6/2023). 

Gambaran lain tentang misteri Al-Zaytun terlihat dari bagaimana gestur Menko Polhukam Mahfud MD, ketika ditanya soal ponpes tersebut. MAhfud Md terlihat sangat hati-hati bahkan irit bicara soal Al-Zaytun. 

Keanehan lainnya, meski Al-Zaytun memiliki hubungan dengan gerakan makar NII. Namun, menurut mantan pendiri Yayasan Ponpes Al-Zaytun Imam Supriyanto, keberadaan Al-Zaytun justru dilindungi mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Hendropriyono dan Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko.