Rupiah Nelangsa, Krisis 1998 Terulang?

23 April 2024 13:43

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD). Pada April 2024, keterpurukan ini cukup mengkhawatirkan, namun apakah trauma rupiah berulang seperti krisis 1998?

Nilai tukar rupiah menyentuh angka Rp16 ribu/USD atau menjadi yang terlemah dalam empat tahun terakhir. Nilai rupiah terpangkas sekitar 2% saat Indonesia sedang menikmati ketupat dan opor ayam di libur lebaran.

Dilansir dari definitif, di awal pekan ini rupiah terpantau dibuka di Rp16.215/USD pada Senin, 22 April 2024. Sedangkan secara intraday, rupiah sempat mencatatkan pelemahan hingga ke level Rp16.265/USD di tanggal 17 April 2024.

Depresi ini melanjutkan amblesnya rupiah yang terjadi pada 16 April yang turun ke angka Rp16.170/USD. Pelemahan tajam ini kembali memicu kekhawatiran mengenai krisis moneter 1998 akan terulang. Tapi, benarkah demikian?

Ternyata pemerintah dan ekonom sama-sama pecaya diri tidak akan sampai krisis. Selain nilai tukar mata uang, ada banyak indikator lain yang menentukan dan Indonesia masih tergolong ama.

Di antaranya soal cadangan devisa yang terbilang besar, bahkan setara nilai impor selama 6,5 bulan. Besaran inflasi juga terjaga jika dibandingkan dengan tahun 1998 serta rasio utang Indonesia.

Secara umum penurunan rupiah pada 1998 dapat dikatakan lebih kepada faktor domestik yang cukup rapuh. Namun berbeda halnya dengan di 2024. Depresi yang terjadi akibat faktor eksternal.

Pemerintah pun meminta semua pihak agar tidak perlu khawatir dalam memandang pelemahan nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir. "Kita monitor dulu," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartarto

Pelemahan rupiah kali ini terjadi di tengah sikap Bank Sentral AS yang dinilai cukup bimbang perihal suku bunga. Alasan dibaliknya yaitu kuatnya ekonomi AS. Selain itu, ketegangan di Timur Tengah juga kembali memicu kekhawatiran pasar.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)