3 Penyebab Beras Premium Langka di Ritel Modern

14 August 2025 15:26

Chairman Afiliasi Global Ritel Indonesia (AGRA) Roy N Mandey buka suara soal kelangkaan beras premium di ritel modern. Menurutnya, ada tiga hal yang menyebabkan hal tersebut terjadi, apalagi beras premium banyak dikonsumsi masyarakat menengah.

"Saat ini kita ketahui bahwa beras itu memang, khususnya yang premium. Kita bicara yang premium. Itu memang sangat kurang atau tidak seimbang dengan situasi atau kondisi seperti bulan-bulan sebelumnya," kata Roy dalam tayangan Metro Siang, Metro TV, Kamis, 14 Agustus 2025. 

1. Biaya Produksi Meningkat

Berdasarkan pengamatan Roy yang bertanya langsung kepada para anggota retail lokal bahwa mereka tidak pernah memproduksi beras. Produsen beras enggan menjual ke ritel modern karena harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah.

"Biaya produksinya cenderung lebih mahal. Pendapatan yang mereka dapatkan dari penjualan beras kepada retail itu tidak sama. Kalau sama tetapi juga bisa frekuensinya besar dan lain sebagainya tentu itu tetap bisa dijalankan, tapi lebih cenderung rugi atau biaya produksi lebih besar daripada biaya harga jual," jelas Roy. 

Hal-hal yang menyebabkan biaya produksi meningkat di antaranya harga gabah, pupuk, hingga petani. Peningkatan biaya produksi ini tidak diikuti dengan harga jual.

"Karena HET-nya tidak meningkat," ucap Roy. 
 

Baca juga: Mentan Respons Langkanya Stok Beras di Ritel Modern

2. Cuaca

Beras merupakan salah satu komoditi yang sangat bergantung dengan kondisi cuaca. Fenomena el nino (kekeringan) menyebabkan masa panen tertunda dan jumlah gabah yang terbatas. 

"Kondisi ini juga membuat akhirnya produksi tidak sesuai dengan harapan. Walaupun memang kita masih bisa positif di dalam produksi, tetapi pada kenyataan karena ada cuaca yang menggerus tentunya ini juga mengakibatkan panen tertunda sehingga suplainya berkurang," ungkap Roy. 

3. Verifikasi Kualitas Beras Diperketat

Roy mengatakan bahwa ritel saat ini telah memperketat proses verifikasi beras. Sebab, akhir-akhir ini banyak beredar beras oplosan yang membuat konsumen lebih teliti untuk membeli beras. 

"Kami lebih mengetatkan verifikasi kualitas beras yang memang betul-betul tidak ada oplosan," tuturnya. 

Roy mengaku pihaknya kini lebih teliti dan detail dalam proses verifikasi beras. Ia ingin beras premium yang beredar berkualitas dan tidak dioplos.  

"Kami juga melakukan verifikasi yang lebih detail. Itu membuat akhirnya ada beras-beras yang tentunya tidak ada di rak karena memang ternyata lewat verifikasi tidak lulus di ritail," pungkasnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)