27 January 2024 00:50
Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang alias OSO angkat bicara mengenai pro-kontra pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye dalam kontestasi di pemilu 2024.
Usai menghadiri gelaran OSO Cup 2024 di Pontianak, Kalimantan Barat, OSO mengatakan seorang presiden haruslah bersikap objektif dan tidak boleh memihak. Apabila Presiden memihak satu kelompok dalam pesta demokrasi, maka masyarakat memiliki pilihan untuk tidak memihak kepada Presiden.
Sejalan dengan visi dan misi partai bernomor urut 10 tersebut, OSO mendorong masyarakat untuk memilih calon pemimpin berdasarkan hati nurani rakyat.
OSO pun mengingatkan masyarakat memilih pemimpin bangsa dengan rekam jejak terbaik. Menurutnya hal tersebut dapat dilihat dari pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.
OSO juga menilai pernyataan kontroversial Presiden Joko Widodo bahwa presiden boleh memihak dan berkampanye di pemilu 2024 bertentangan dengan pernyataan Jokowi sebelumnya, yang selalu mengatakan presiden dan aparat sipil negara harus dan akan netral mendukung ketiga paslon di Pilpres 2024.
Meskipun Pasal 299 Undang-Undang Pemilu tidak mengatur larangan presiden atau para menteri untuk berkampanye, namun Mereka yang memilih untuk berkampanye dilarang menggunakan fasilitas negara dan diharuskan cuti di luar tanggungan negara.