PBB Dinilai Tak Tegas Mengutuk Iran, Israel Murka

3 October 2024 23:24

Menteri luar negeri Israel, Israel Katz melarang Sekretaris Jenderal PBB António Guterres untuk memasuki wilayah pendudukannya. Menurut Katz, keputusannya merupakan respons atas kegagalan Guterres untuk ‘mengutuk dengan tegas’ serangan rudal Iran terhadap Israel pada Selasa, 1 Oktober 2024.

Ia menuduh kepala PBB tersebut sebagai 'anti-Israel'. “Dia (Guterres) memberikan dukungan kepada teroris, pemerkosa, dan pembunuh. Guterres akan dikenang sebagai noda dalam sejarah PBB untuk generasi mendatang,” ucap Katz.

Pengamat Timur Tengah, Faisal Assegaf menilai langkah Israel ini sebagai sikap yang tidak ingin tunduk dengan aturan dan hukum internasional. Padahal pada November 2023, Israel mengundang Elon Musk, yang diketahui pro zionis, dengan tujuan perang narasi terhadap sentimen-sentimen negatif terhadap Israel.

"Jadinya aneh ketika ada pejabat dari sebuah organisasi terbesar internasional, di mana anggotanya kalau tidak salah 193 negara dan Israel termasuk di dalamnya, menolak kunjungan Sekretaris Jenderalnya, tapi dia menerima kunjungan Elon Musk dalam konteks untuk melakukan propaganda," jelas Faisal.

Faisal menilai saat ini dunia sudah tidak bisa lagi mengharapkan PBB untuk menekan Benjamin Netanyahu berbuat seenaknya. Sebab Netanyahu sudah menganggap PBB dan Mahkamah Internasional tidak adil bias dan tidak mengindahkan setiap perintah yang dikeluarkan. Oleh karena itu, Faisal menilai perlunya meyakinkan Amerika Serikat untuk tidak membela Israel secara bias.
 

Baca juga: Selalu Merasa Jadi Korban, Netanyahu Klaim saat Ini Melawan ‘Poros Jahat Iran’
 

Selain itu cara yang kedua untuk menekan Israel adalah membuat popularitas Perdana Menteri Israel ini anjlok. Diketahui Netanyahu gagal mencapai tiga tujuan perang di Gaza. Di antaranya menghabisi Hamas, Jihad Islam Palestina serta milisi lainnya; membebaskan semua sandera; dan menjadikan Gaza sebagai wilayah demilitarisasi. Hal ini memicu demonstrasi warga Israel dan menuntut Netanyahu menghentikan aksinya.

"Kemudian yang ketiga yang perlu dilakukan untuk menekan Israel adalah meminta 13 negara muslim yang sudah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel harus memutuskan hubungannya," jelasnya.

Diketahui situasi eskalasi Timur Tengah semakin meningkat di semua lini. Israel kini menyerang tiga tempat sekaligus meliputi wilayah Jalur Gaza, Libanon, dan Suriah. Israel juga telah membunuh petinggi Hamas, petinggi Hizbullah dan pejabat tinggi Iran.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Anggie Meidyana)