Mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya menjawab polemik utang proyek Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) atau Whoosh. Jokowi menegaskan Whoosh dibangun bukan untuk mencari keuntungan finansial.
Ayah dari Wapres Gibran Rakabuming Raka itu mengatakan prinsip dasar pembangunan transportasi massal adalah layanan publik. Bukan mencari laba dan investasi sosial.
"Transportasi massa, transportasi umum itu tidak diukur dari laba, tetapi adalah diukur dari keuntungan sosial," kata Jokowi di Surakarta, Jawa Tengah, baru-baru ini.
Jokowi menjelaskan proyek KCIC atau Whoosh dilakukan berawal dari masalah
kemacetan parah yang melanda Jabodetabek dan Bandung selama 20 hingga 40 tahun terakhir. Menurut Jokowi, dari kemacetatan itu negara merugi triliunan.
"Misalnya pengurangan emisi karbon, produktivitas dari masyarakat menjadi lebih baik, polusi yang berkurang, waktu tempuh yang bisa lebih cepat. Di situlah keuntungan sosial yang didapatkan dari pembangunan transportasi massa," ujarnya.
Oleh karenanya, pemerintah memutuskan untuk membangun berbagai moda transportasi massal. Seperti KRL, MRT, LRT, kereta bandara, hingga
Whoosh.
"Jadi sekali lagi, kalau ada subsidi itu adalah investasi bukan kerugian," pungkas Jokowi.