Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II: Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

19 June 2025 23:07

Polri mengukir prestasi dalam kegiatan panen raya jagung secara serentak pada 5 Juni 2025 lalu. Kegiatan ini merupakan bagian dari program ketahanan pangan Polri yang telah memasuki kuartal II dan berlokasi di Kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat.

"Kegiatan panen raya jagung serentak di Kabupaten Bengkayang dikuti oleh seluruh polda dan polres seluruh jajaran Indonesia," kata Koordinator Posko Presisi Brigjen Pol Boro Windu dalam tayangan Primetime News, Metro TV, Kamis, 19 Juni 2025. 

Kegiatan panen raya ini mencerminkan bahwa Polri siap menjadi bagian dari solusi atas tantangan ketahanan pangan nasional. Terlebih, di masa-masa pemulihan ekonomi seperti sekarang. 

Windu juga mengungkapkan bahwa dukungan Polri dalam program ketahanan pangan nasional merupakan bagian dari komitmen Polri untuk mendukung kebijakan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Ini juga masuk ke dalam program prioritas Kementerian Pertanian dalam mewujudkan swasembada jagung nasional di 2025.

Direktur Serelia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Abdul Roni Angkat menilai program ini sangat menarik. Menurutnya, kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Polri dapat mewujudkan swasembada pangan yang digagas Presiden Prabowo. 

"Kita sering berkoordinasi, baik dalam hal produksi dari hulu ke hilir. Satu hal yang menunjukkan perubahan positif di lapangan adalah perlindungan hukum," ujarnya. 
 

Baca juga: Polri Dampingi Kelompok Tani Wujudkan Swasembada Pangan

Roni memastikan proses produksi dalam program ini berjalan aman tanpa gangguan. Mulai dari penyaluran pupuk, penyaluran benih, hingga pemasaran. 

"Kita sekarang dengan Bulog harganya sudah bagus ya dengan Rp5.500 itu juga layar-layar yang biasa suka mengganggu mengganggu pemasaran juga aman," tutur Roni. 

Roni menjelaskan alasan jagung dipilih untuk ketahanan pangan nasional. Sebab, jagung merupakan salah satu bahan pokok yang membuat kestabilan pangan di masyarakat. 

"Jagung itu hampir sebagian besar katakanlah dalam 1 tahun kita butuh sekitar 16 juta ton lebih kurang, 13 juta ton itu adalah produksinya untuk pakan ternak. Lalu, 3 juta ton jagung itu untuk industri pangan," jelas Roni.

"Artinya, kalau 13 juta ton untuk pakan, misalkan biaya pakannya murah, untuk ayam, untuk sapi, dipastikan produk turunnya seperti daging ayam, telur. Kalau misalnya sapi berarti daging sapi dan susunya juga harganya stabil," imbuhnya. 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Silvana Febriari)