Mantan Dirut Allo Bank tak Penuhi Panggilan KPK

Jakarta: Eks Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo mangkir dari panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Indra sejatinya mau dimintai keterangan soal kasus dugaan rasuah pengadaan mesin EDC.

“Kami cek tidak hadir, nanti kami akan cek lagi apakah ada surat permintaan untuk penjadwalan ulang atau tidak,” kata juru bicara KPK Budi Prasetyo di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Kamis, 18 September 2025.

Indra sedang mengajukan praperadilan terkait penetapan tersangka yang diberikan kepadanya. KPK menyebut proses sidang itu tidak bisa menyetop pemanggilan penyidik.

“Yang pasti ini untuk memastikan bahwa proses praperadilan yang sedang berlangsung tidak menghambat kemampuan antikorupsi,” ujar Budi.
 

Baca juga: Eks Dirut PCS Elvizar Dipanggil KPK terkait Rasuah EDC

KPK memastikan kasus Indra akan dituntaskan sampai ke persidangan. Termasuk, penahanan akan dilakukan jika penyidik sudah menyatakan memiliki bukti yang cukup.

Total, negara sudah merealisasikan Rp1,2 triliun untuk pengadaan dan penyewaan mesin EDC selama 2021 sampai 2024. Total, ada 200.067 unit yang sudah dibeli atau disewakan.

Lima orang jadi tersangka

KPK menetapkan lima tersangka dalam kasus ini yakni Direktur Utama Allo Bank Indra Utoyo, eks petinggi perusahaan BUMN Catur Budi Harto, pegawai BUMN Dedi Sunardi, Direktur PT Pasific Cipta Solusi Elvizar, dan petinggi PT Bringin Inti Teknologi Rudi Suprayudi Kartadidjadja.

Dalam kasus ini, para tersangka disangkakan melanggar Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 3 dan Pasal 18 Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-undang Hukum Pidana. (Can)