Ribuan pendukung Hizbullah menghadiri pemakaman salah satu komandan kelompok tersebut yang tewas pada Jumat lalu, 20 September 2024, dalam serangan udara Israel di Beirut Selatan.
Prosesi pemakaman komandan pasukan elite Hizbullah, Ibrahim Akil dilakukan secara militer dan dihadiri ribuan pendukungnya.
Ibrahim Akil tewas akibat serangan Israel yang merobohkan sebuah gedung delapan lantai di lingkungan padat penduduk di pinggiran selatan Beirut saat sedang melakukan pertemuan dengan anggota Hizbullah di ruang bawah tanah.
Wakil Pemimpin Hiszbullah, Naim Qassem mengatakan bahwa Hizbullah saat ini berada dalam pertempuran perhitungan terbuka dengan Israel yang mengancam lebih banyak pengungsian bagi warga di utara Israel.
Qassem juga mengancam Israel akan dihantui ketakutan ekonomi yang akan hancur, persatuan akan runtuh, serta tidak akan mencapai tujuan yang mereka inginkan.
Ibrahim Akil sendiri telah dicari oleh Amerika Serikat selama bertahun-tahun atas dugaan pengeboman Kedutaan Besar Amerika Serikat di Beirut pada 1983 dan dalam penyanderaan warga Amerika dan Jerman di
Lebanon pada 1980-an.
Selain menewaskan Ibrahim Akil, serangan Israel juga menewaskan tujuh warga sipil yang juga akan dimakamkan dengan diiringi oleh ribuan masyarakat Lebanon Selatan.
Suasana haru menyelimuti pemakaman tujuh warga sipil Lebanon Selatan yang tewas akibat serangan Israel. Dalam tujuh peti jenazah, lima di antaranya dibungkus dengan bendera Lebanon dan dua dibungkus bendera Pramuka Imam Mahdi Hizbullah.