Telan Korban Lagi, Badai Pinjol Belum Berlalu

18 December 2024 01:38

Warga di kawasan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten, pada Minggu 15 Desember 2024 digegerkan dengan satu keluarga yang ditemukan tewas di dalam rumah. 

Ketiga jasad terdiri dari suami, istri dan anak berusia 3 tahun itu didapati terbujur kaku di lokasi yang berbeda. Sang istri dan anak ditemukan sudah tak bernyawa di atas kasur, sedangkan sang suami didapati gantung diri di dapur.

Berdasarkan keterangan warga, penyebab kematian satu keluarga ini diduga karena sang suami terjerat pinjaman online (pinjol).

Sementara hingga kini polisi masih menyelidiki motif kematian satu keluarga ini. "Belum bisa kami pastikan (motifnya), karena kami akan menggunakan metode scientific criminal investigation untuk membuat jelas. Nanti akan kami libatkan juga ahli digital forensi," jelas Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Kemas Arifin.

Di Kediri Jawa Timur, Jumat 13 Desember 2024, satu keluarga terdiri dari suami, istri dan dua orang anak mengalami keracunan. Aksi keracunan ini diduga merupakan pencobaan bunuh diri dari pasangan suami istri yang mengakibatkan anak bungsu mereka meninggal dunia.

"Korbannya yang meninggal satu orang, anaknya yang paling kecil, usianya sekitar 2 tahun. Terus yang usia 5 tahun tadi sekitar jam 11.00 WIB kami larikan ke rumah sakit, kita jadikan satu sama orang tuanya," ungkap Kepala Desa Manggis, Katiran. 

Kanit Pidana Perempuan dan Anak (PPA) Polres Kediri, Ipda Hery Wiyono mengatakan dari keterangan sejumlah saksi pasangan suami istri di Kediri ini diketahui terlilit banyak utang, termasuk pinjol.

"Untuk keracunan itu begini mas, itu dari keluarga kita sinyalir terlilit pinjol. Karena terlilit pinjol, terus akhirnya dia bingung terus berniat mengakhiri hidupnya," jelas Kanit PPA Polres Kediri, Ipda Hery Wiyono.
 

Baca juga: Psikolog Forensik Sebut Anak-Anak Tidak Boleh Dinyatakan Bunuh Diri

Menurut pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel percobaan bunuh diri ataupun bunuh diri dengan motif terjerat pinjol terjadi akibat depresi reaktif, yang disebabkan karena kurangnya wawasan untuk menemukan solusi. Dalam hal ini Reza menyatakan negara tidak boleh abai.

"Dalam isu yang semacam ini, barangkali sudah bisa kita potret sebagai sebuah fenomena, kita menunggu-nunggu negara akan kapan hadir memberikan solusi-solusi. Sehingga masyarakat tahu persis, mereka punya pengetahuan, ketika mereka berhadapan dengan masalah pelik semisal pinjol," jelas Reza Indragiri.

Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mengatakan perlu ruang bersama dalam menangani berbagai masalah yang muncul di keluarga. Sehingga jika ada hal yang berindikasi negatif bisa terdeteksi lebih awal.

"Jadi rasa kebersamaan, empati, simpati di antara anggota masyarakat ini sebagai salah satu solusi tentang penggunaan gadget supaya bisa lebih bijaksana baik oleh anak-anak maupun oleh perempuan dan kaum ibu," jelas Arifatul Choiri Fauzi.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Anggie Meidyana)