Persoalan bencana banjir di Sumatra Barat (Sumbar) mulai menemui persoalan baru. Sebagian besar pengungsi mulai terserang demam tinggi.
Kasus demam tinggi di Ranah Minang merupakan yang tertinggi dibandingkan Sumatra Utara (Sumut) dan Aceh. Padahal sama-sama mengalami bencana banjir dan longsor.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan, Agus Jamaludin, menyebut demam adalah keluhan yang paling cepat meningkat setelah banjir. Hal itu disebabkan kondisi lingkungan dan tempat tinggal yang belum pulih sepenuhnya pascabencana.
Sementara itu, masih banyak warga yang mengungsi karena kehilangan rumah akibat banjir bandang yang melanda Padang. Dampak yang paling parah terlihat di Solok.
Rumah-rumah hancur dan lahan pertanian tertimbun lumpur. Rumah terendam lumpur tebal, jalanan terputus, dan batang pohon besar yang terbawa banjir bandang terlihat memenuhi lahan pertanian di antara bangunan yang rusak. Warga yang berhasil selamat terlihat berjalan menembus lumpur setebal lebih dari 50 cm untuk mencari harta benda mereka.
Sementara sebagian dari mereka bertahan di pengungsian sambil menunggu bantuan tiba. Cuaca ekstrem yang membawa curah hujan lebat dan berkepanjangan menyebabkan bencana di seluruh Asia Tenggara menewaskan lebih dari 1.100 orang, termasuk lebih dari 712 korban meninggal dunia di Indonesia.
(Nada Nisrina)