Sebanyak enam juta data nomor pokok wajib pajak (NPWP) dicuri oleh hacker Bjorka. Pakar digital forensik Ruby Alamsyah menilai, pencurian data itu terjadi karena pembobolan data.
"Melihat struktur data dan pola, menurut saya bukan hal tersebut (keteledoran individu) yang terjadi. Tapi benar-benar telah terjadi kebobolan data," kata Ruby dalam Headline News Metro TV, Jumat 20 September 2024.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Kominfo, Kementerian Keuangan dan BSSN untuk melakukan mitigasi secepatnya imbas kebocoran
data 6 juta wajib pajak, termasuk, data Presiden dan sejumlah pejabat. Jokowi menegaskan peristiwa peretasan data bisa saja terjadi di negara lain, yang dimungkinkan salah satunya adalah karena kecerobohan penggunaan password.
"Semua data itu mungkin karena keteledoran password, bisa terjadi karena penyimpanan data yang juga di terlalu banyak, di tempat-tempat yang berbeda-beda bisa menjadi ruang untuk diretas oleh hacker," kata Presiden.
Dugaan bocornya data NPWP mencuat usai pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto mengunggah tangkapan layar situs Bridge Forum. Ia menyebutkan sebanyak 6 juta data NPWP diperjualbelikan oleh akun Bjorka pada 8 September 2024.
Dalam sampel data yang dibuka oleh Bjorka, 10 nama teratas merupakan nama-nama orang terkenal di Indonesia. Nama-nama pejabat dan publik figur yang terdapat dalam sampel data curian Bjorka adalah berikut:
- Joko Widodo
- Gibran Rakabuming Raka
- Kaesang Pangarep
- Budi Arie Setiadi
- Sri Mulrani Indrawati
- Yustinus Prastowo
- Pratikno
- Erick Thohir
- Muhadjir Effendy
- Yaqut Cholil Qoumas
- Zulkifli Hasan
- Hadi Tjahjanto
- Airlangga Hartanto