Miris, Puluhan Siswa di Maros Bertaruh Nyawa Demi Menempuh Pendidikan

29 August 2025 13:28

Puluhan siswa di Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, harus bertaruh nyawa untuk mendapatkan pendidikan. Setiap hari, siswa-siswa ini harus menyeberang sungai menggunakan gondola yang panjangnya 400 meter akibat tidak ada jembatan penghubung.

Gondola sepanjang 400 meter ini sudah menjadi satu-satunya akses menuju sekolah selama dua tahun terakhir. Alat ini dibangun oleh pemilik tanah, karena tidak ada jembatan permanen yang menghubungkan Desa Bonto Manurung dan Desa Bonto Matinggi.

Setiap hari, anak-anak ini harus bergantian menarik tali gondola secara manual. Risiko keselamatan pun mengancam, terutama saat debit air meningkat yang diperkirakan mencapai ketinggian enam meter disertai arus deras. 
 

Baca juga: Menteri P2MI Dorong Perguruan Tinggi Hadirkan Migran Center

Menurut perangkat desa, gondola ini tidak hanya digunakan anak sekolah, tapi juga warga untuk membawa hasil bumi mereka. Ketika air surut, warga terpaksa membuat jembatan darurat dari kayu dan batu. Namun saat air naik, arus sungai bisa mencapai 6-7 meter dan sangat deras.

"Kalau akses sekolah cuma ini (gondola). Kalau air tinggi, mereka tidak sekolah," kata Sekretaris Desa Bonto Manurung, Yustandi, dikutip dari tayangan Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Jumat, 29 Agustus 2025. 

Untuk solusi jangka pendek, warga dan pemerintah desa berencana memasang dinamo agar gondola bisa bergerak otomatis tanpa harus ditarik manual. Sementara untuk jangka panjang, mereka berharap pemerintah membangun jembatan permanen yang lebih layak dan aman.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Silvana Febriari)