Jakarta: Ketua Umum YLBHI Muhammad Isnur menduga Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia terbiasa membuat skenario. Sebab, Bahlil menduga ada yang menggerakkan para guru besar dari berbagai universitas untuk menyampaikan petisi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Saya mencurigai ini adalah yang biasa dia lakukan. Mengkoordinasikan orang-orang, tapi dia tidak memahami bahwa ada orang lain yang bergerak dengan nuraninya," ujar Isnur, dalam program Metro Siang Metro TV, Rabu, 7 Februari 2024.
Bahlil disebut tidak bisa melihat perkembangan yang sedang terjadi. Dia tidak bisa melihat fakta di sekelilingnya.
Selama ini, para guru besar selalu menjaga jarak agar tidak terlarut dalam hiruk pikuk politik. Untuk menggerakkan satu orang guru besar saja sulit.
Para guru besar mulai bergerak setelah mencermati keadaan. Mereka merasa nilai-nilai demokrasi sudah keluar dari jalurnya. Petisi tersebut merupakan sebuah peringatan agar kembali ke jalur yang tepat.
"Bagi saya ini adalah sebuah gejala yang memang gejala ini muncul dari gejala yang lain," kata Isnur.
Isnur meminta Bahlil agar tidak melihat petisi dari para guru besar melalui kacamatanya. Petisi tersebut memang murni dari hati dan nurani para guru besar.
Sebelumnya,
Bahlil menduga ada pihak yang mendalangi petisi dari para civitas akademika di berbagai perguruan tinggi kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Petisi tersebut merupakan skenario dari pihak yang tidak senang dengan Jokowi.
"Penciuman saya sebagai mantan ketua BEM mengerti betul barang ini. Kecuali aku ini mahasiswa kutu buku dulunya," ujar Bahlil, Selasa, 6 Februari 2024.
Menurutnya, skenario ini mirip seperti pemilihan presiden (Pilpres) pada 2019. Sasarannya mahasiswa pada saat itu. Namun tidak berhasil. Kali ini sasarannya para guru besar.
"Tapi saya yakin rakyat dan mahasiswa itu bukan orang yang bisa diatur-atur begitu," ujar Bahlil.