IDI Malang Raya Siapkan Sanksi Tegas untuk Oknum Dokter Cabul

Tangkapan layar unggahan akun Instagram, @qorryauliarachmah. Dokumentasi/ Instagram

IDI Malang Raya Siapkan Sanksi Tegas untuk Oknum Dokter Cabul

Daviq Umar Al Faruq • 17 April 2025 16:49

Malang: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Malang Raya menunjukkan sikap tegas terkait dugaan tindakan asusila yang dilakukan oleh seorang oknum dokter di salah satu rumah sakit swasta di Kota Malang, Jawa Timur. Ketua IDI Malang Raya, Sasmojo Widito, mengecam keras perilaku tercela tersebut apabila terbukti benar.

"Kami sangat menyesalkan dan mengecam keras tindakan tidak terpuji ini jika memang benar terjadi," kata Sasmojo saat dihubungi, Kamis 17 April 2025.
 

Baca: Tersangka Dokter Pelaku Pelecehan Seksual Diancam Hukuman 12 Tahun
 
Sasmojo menyatakan pihaknya akan sepenuhnya menghormati dan mengikuti proses hukum yang berlaku, baik pidana, perdata, maupun disiplin. Saat ini, IDI Malang Raya masih menunggu konfirmasi lengkap dari pihak rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja untuk mendapatkan gambaran yang utuh terkait permasalahan ini.

"Namun, yang pasti, kami dari organisasi profesi akan melakukan pembinaan terhadap yang bersangkutan. Sanksi pasti akan ada, dan itu akan didasarkan pada norma-norma yang berlaku, baik norma hukum maupun norma disiplin profesi. Etika profesi adalah hal yang mutlak harus dijunjung tinggi oleh setiap dokter," jelas Sasmojo.

Menurutnya kasus dugaan asusila ini menjadi pengingat yang keras bagi seluruh dokter untuk senantiasa berpegang teguh pada norma dan etika yang telah disepakati bersama.

"Begitu norma itu sudah diundangkan dan menjadi kesepakatan seluruh warga, maka wajib hukumnya untuk diikuti. Seorang dokter, apalagi, seharusnya menjadi contoh dalam menjunjung tinggi norma tersebut. Ketidaktahuan akan norma bukanlah alasan pembenar," ungkapnya.

Selain penindakan terhadap oknum yang melanggar, Sasmojo juga menekankan pentingnya pendidikan profesi yang komprehensif bagi para calon dokter. Pendidikan tersebut tidak hanya mencakup aspek akademik dan keterampilan teknis (hard skill), tetapi juga aspek non-teknis (soft skill) yang krusial.

"Soft skill itu meliputi etika, moralitas, dedikasi, loyalitas, komitmen, dan nilai-nilai luhur lainnya. Seorang dokter boleh pintar secara akademis, namun jika etikanya buruk, maka hal itu tidak akan membawa kebaikan," ungkap Sasmojo.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Deny Irwanto)