Macron: Perdamaian Tidak Boleh Berarti Penyerahan Ukraina

Presiden Prancis Emmanuel Macron saat bertemu Donald Trump. Foto: Viory

Macron: Perdamaian Tidak Boleh Berarti Penyerahan Ukraina

Fajar Nugraha • 25 February 2025 08:54

Washington: Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kembali komitmennya terhadap kedaulatan Ukraina pada peringatan tiga tahun perang Rusia melawan Ukraina dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada 24 Februari 2025.

"Saya akan memberi tahu dia (Trump) 'Anda tidak boleh lemah terhadap Presiden (Rusia) (Vladimir) Putin,'" kata Macron pada 20 Februari menjelang pertemuannya dengan Trump, seperti dikutip BBC, Selasa 25 Februari 2025.

Eropa telah berupaya keras untuk memperkuat dukungan bagi Ukraina sebagai tanggapan atas ketidakpastian dalam kebijakan luar negeri AS.
 

Baca: Trump Bertemu Macron, Sebut Perang Ukraina Segera Berakhir.


Macron memuji Trump karena menggarap kesepakatan mineral dengan Presiden Volodymyr Zelensky, dengan mengatakan kesepakatan itu merupakan komitmen terhadap kedaulatan Ukraina.

Kesepakatan mineral itu merupakan kesepakatan yang sedang digarap yang akan memberikan AS akses istimewa ke mineral tanah jarang di antara sumber daya lainnya seperti minyak di Ukraina.

Kesepakatan itu dilaporkan dapat memberikan USD500 miliar atau sekitar Rp8 triliun, sebuah nilai yang berasal dari 50 persen pendapatan dari ekstraksi sumber daya di Ukraina, tetapi telah menuai kritik dari banyak pihak karena menjadi "perjanjian kolonial."

"Perdamaian ini tidak boleh berarti penyerahan Ukraina. Itu tidak boleh berarti gencatan senjata tanpa jaminan. Perdamaian ini harus memungkinkan kedaulatan Ukraina dan memungkinkan Ukraina untuk bernegosiasi dengan pemangku kepentingan lainnya," kata Macron.

Macron mengatakan bahwa ia dan Trump sama-sama memiliki pandangan yang sama bahwa perdamaian yang langgeng harus segera dibangun di Ukraina. Pemimpin Prancis itu menekankan perlunya memastikan perjanjian perdamaian tidak lemah sebagai tanggapan atas seruan Trump untuk penyelesaian perdamaian yang cepat yang dikhawatirkan banyak pihak akan menguntungkan Rusia.

Trump dan Macron sepakat tentang pentingnya menempatkan pasukan penjaga perdamaian Eropa untuk memantau potensi gencatan senjata di Ukraina.

"Itu adalah salah satu bidang kemajuan besar yang telah kita buat selama perjalanan ini dan selama diskusi ini," ucap Macron mengacu pada penempatan pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer akan mengunjungi Trump dalam pertemuan serupa pada 27 Februari.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)